Guru sejati seperti ibu yang tak pernah pilih kasih. diterimanya semua kondisi anak didiknya. yang pintar, yang jahil, yang pemalu, bahkan yang sulit diajak belajar apapun.
Jika hari ini guru sejati itu semakin tua, ia akan tetap setia mendidik, tak pernah pilih kasih. ia bahkan mencoba mengikuti ujian penerimaan pegawai guru. sebuah ujian yang lebih berat dibandingkan hidup berpindah-pindah kontrakan. toh akhirnya anak didik yang lulus akan menjadi orang sukses, sekalipun tak pernah membantu hidupnya. ia juga tak pernah merengek meminta imbalan kepada anak didiknya.
Guru sejati itu pernah berpikir: apa pengetahuan akan membahagiakan anak didikku? semoga saja mereka akan lebih peduli dengan sesama, sebab pengetahuan adalah kemanfaatan.
Dan guru sejati itu tak pernah pilih kasih, pengetahuan seperti  bekal masa depan, tak pernah hilang atau rusak selama manusia hidup. sampai akhirnya guru sejati itu jatuh sakit, dan pengetahuan yang pernah ia ajarkan harus ditebus dengan honornya yang kecil, agar ia memperoleh obat nyeri.
SINGOSARI, 22 September 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H