Memorabilia sedang menyalakan lampu, terpendar hening di sekujur ingatan. Malam adalah kepingan lelah masa silam yang meninggalkan jejak jalan panjang.
Kita adalah raga yang mengayuh kepingan masa silam. Lagu yang diputar di radio serta lantunan doa bagi yang terbaring sakit. Setiap waktu, kepingan masa silam melahirkan liku-liku labirin kenangan serta realita.
Realita hidup sudah terbuka halaman demi halaman. Jangan berhenti membaca, lanjutkan saja usai koma sampai kau temukan penutup di akhir cerita. Begitulah yang ditempuh bulan sabit sampai purnama.
Jagalah kepingan masa silammu dari gerhana satu hingga gerhana berikutnya. Kelihatannya saja sederhana, padahal ada ruang dan waktu yang berbeda. Supaya keningmu tak terantuk penyesalan saat memorabilia mematikan lampu dan doa terpanjat dari orang-orang yang pernah merasakan kasih sayangmu.
SINGOSARI, 21 Juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H