Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: 17:30

23 Mei 2021   00:13 Diperbarui: 23 Mei 2021   09:28 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabar duka melesat diantara teman kerja Sardi, tetangga dan jama'ah masjid. Istrinya meraung-raung tak kuasa menerima kenyataan. Kesedihan yang mendalam menyelimuti rumah duka. Pelayat berdatangan satu persatu. Persiapan penguburan Sardi dilakukan malam itu juga. Detik demi detik prosesi pemakaman terlaksana. Detik demi detik ratusan arloji yang dikoleksi Sardi di lemari saling menyahut. Seolah mereka ramai menceritakan tentang waktu yang tak pernah pensiun dan meninggalkan segala bayangan lembam.


SINGOSARI, 22 Mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun