Langit belum sempat cerah.
Manakala suara gergaji menumbangkan pohon Zaitun.
Desa kami pun patah bersama ranting,
Zionis merangsek mengubur rumah kami bersama senja.Â
Malam ini,
Kami melihat letupan-letupan di angkasa.
Orang tua di pengasingan.
Anak-anak bermain di kegelapan.
Para pejuang tak lelah menerbitkan fajar.
Disini atau disana,
Kita adalah pohon Zaitun.
Terus tumbuh disela-sela selongsong
Berbuah lebat bersama rentetan senapan
Ingat,
Tak satupun penjajah menjadi mulia.
Ia akan selalu cemas.
Bagai mendekap bara api sekaligus sibuk meniupnya.
Dan,
Ini tanah kami
Tanah untuk pohon Zaitun tumbuh
bersama gandum dan jeruk.
Di Palestina.
SINGOSARI, 16 Mei 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H