Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Matinya Lelaki Posesif dan Pesimis

3 Januari 2021   14:29 Diperbarui: 3 Januari 2021   14:55 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cheaperthandirt.com

Malam itu ruang tengah kontrakan menjadi ramai. Semua penghuni saling mengeluarkan alasan. Tentu mereka akan membela kaumnya. Membenarkan Nora dan menyalahkan Arman. Perlahan perempuan-perempuan itu mulai menyimpan anggapan sinis dalam hati, "Ah, ternyata Arman nggak asyik, suka emosi."

-----*****-----

Perjalanan asmara Arman dengan Nora hanya berjalan setahun. Nora tak bisa mencegah kata putus dari bibir Arman. Gara-garanya Arman selalu mengancam bunuh diri jika dirinya berjalan dengan lelaki lain. Padahal selama ini hanya teman-teman kampus saja yang bertandang ke kontrakan Nora. Itupun dalam rangka mengerjakan tugas. Apalagi teman lelaki Nora sudah memiliki pacar semua.

"Kalau kau selingkuh, maka aku akan bunuh diri" pesan Arman yang masih tersimpan di ponsel Nora. Pesan posesif dan pesimis yang lama-kelamaan membuat Nora menjadi ragu, "Masak jadi lelaki begitu sih?" 

Tapi bukan perempuan namanya jika bertahan karena satu alasan unik. Demikian juga Nora. Ia beranggapan mungkin saat ini Arman masih belum dewasa. Nora yakin, suatu saat Arman akan berubah. Benarkah?

Itulah mengapa Nora membiarkan saja saat Arman memutuskan jalinan kasih. Lebih baik diputus daripada memutus, penyesalannya cepat sirna, demikian kata teman-teman Nora di kontrakan. Memang meleset perkiraan Nora. Ia pikir Arman akan berubah seiring berjalannya waktu. Ternyata tidak demikian. Arman tetaplah sebagai lelaki posesif terhadap Nora. Arman juga pesimis memandang masa depan bahwa Nora adalah perempuan yang akan menjadi ibu dari anak-anak Arman.

-----*****-----

Setelah putus dari Arman, teman-teman Nora tak lagi menggubris Arman. Perempuan selalu begitu. Kompak dalam urusan patah hati teman-temannya. Namun tidak semua begitu. Tami contohnya. Teman akrab sekamar Nora ini masih stalking akun instagram Arman.

Tami tahu kapan saat Arman menghapus foto-foto kemesraan saat masih bersama Nora. Tami juga tahu kapan Arman memblokir akun Nora. Bahkan, Tami juga tahu siapa pacar baru Arman yang baru saja diunggah di akun instragram. Namanya Resti. Seorang perempuan yang berprofesi sebagai polisi wanita (polwan).

Gemparlah seisi kontrakan. Tapi tak segempar saat pertama kali Nora menyatakan bahwa ia jadian dengan Arman. Penghuni kontrakan hanya mencibir kepada Arman yang akhirnya jadian dengan Resti.

Mereka tahu bagaimana sifat Resti dibalik wajahnya yang manis itu. Perempuan yang pernah kontrak di sebelah itu sebenarnya terkenal garang, tomboi dan pernah ikut resimen mahasiswa. Maka jika saat ini menjadi polwan sebenarnya sah-sah saja. Pantas gitu lo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun