Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sumbangsih Para Muda

1 November 2020   10:36 Diperbarui: 1 November 2020   10:42 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mana sumbangsihmu para muda?
Mana?
Hayo tunjukkan?

Kamu harusnya memajukan bangsa ini
Kamu harusnya tampil terdepan
Kamu harusnya begini begitu
Kamu harusnya....
Harusnya...
Harus....
nya...

Pemuda menjawab: "Yailah bro...., kami para muda masih belajar dari para senior, dari para sesepuh, dari para tokoh tua, dan dari para bangsawan negeri ini."

Pemuda menambahi: "Kami masih mencari jarum kebaikan diatas tumpukan jerami kejahatan yang ditimbun sejak ibu pertiwi mengandung kami, dalam rahimnya yang sudah melompong."

Pemuda letih ikut bersuara: "Kami bahkan sampai di terowongan paling dasar....., ternyata disana masih ada kolusi, korupsi, dan nepotisme yang belum digali atau bahkan terkubur tumpukan lupa."

Penyair berkata: "Semoga para muda tak bertanya....., Mana warisanku para tua?"

Aku: "Kepalaku seperti gelandangan yang terseok-seok ditinggal penghuninya mencari sepotong tahu dan remahan kerupuk"


SINGOSARI, 1 November 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun