"Aku sabar, ibu dari hening dan angan"
"Mau apa?"
"Mau mengajak pulang kedua anakku, bapaknya telah mati tadi pagi"
Pipiku basah. Dadaku sesak. Aku tak sanggup lagi merawat kegelisahan ini. Kuambil kotak epilog dan kumasukkan seluruh elegi ini.
Kuserahkan sekotak epilog ini kepada penyair yang sudi mengabadikannya dalam sajak. Semoga menjadi warisan bak prasasti yang bisa dibaca kapan saja.
SINGOSARI, 24 Agustus 2020
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!