Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mencarimu Dalam Cemas

21 Agustus 2020   01:38 Diperbarui: 21 Agustus 2020   13:10 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku sudah dewasa" seruku pada kata.
Namun aku tak pandai mencari huruf.
Entah terbuang dimana mereka.
Sekali lagi, aku sudah dewasa,
tapi tak mampu mengeja.

Diam-diam aku menyelipkan pesan,
pada hangat mentari pagi.
Juga pada burung yang melawat awan
dibalik gunung.

"Aku sudah dewasa" seruku pada hilir sungai.
Namun aku tak mahir berenang.
Meski pada sungai dangkal,
yang menghanyutkan namamu.
Entah ke telaga atau ke muara.
Sekali lagi, aku sudah dewasa,
tapi tak mampu menyelami rindu.

"Aku mungkin tak lagi dewasa" pungkasku lelah.
Burung pulang membawa kepak angin.
Mentari hilang tak berbayang.
Gunung tegar membisu.
Sungai sayup memandikan hening.

Diam-diam aku menemukan cemas, diatas kepalaku sendiri.


SINGOSARI, 21 Agustus 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun