"Aku sudah dewasa" seruku pada kata.
Namun aku tak pandai mencari huruf.
Entah terbuang dimana mereka.
Sekali lagi, aku sudah dewasa,
tapi tak mampu mengeja.
Diam-diam aku menyelipkan pesan,
pada hangat mentari pagi.
Juga pada burung yang melawat awan
dibalik gunung.
"Aku sudah dewasa" seruku pada hilir sungai.
Namun aku tak mahir berenang.
Meski pada sungai dangkal,
yang menghanyutkan namamu.
Entah ke telaga atau ke muara.
Sekali lagi, aku sudah dewasa,
tapi tak mampu menyelami rindu.
"Aku mungkin tak lagi dewasa" pungkasku lelah.
Burung pulang membawa kepak angin.
Mentari hilang tak berbayang.
Gunung tegar membisu.
Sungai sayup memandikan hening.
Diam-diam aku menemukan cemas, diatas kepalaku sendiri.
SINGOSARI, 21 Agustus 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H