Aku masih ingin menyanyi lagu itu.
Tapi, kamu justru naik ke sebuah tangga.
Kau betulkan ukiran kayu garuda Pancasila di dinding.
"Ayo menyanyi bersamaku"Â ajakku.
"Nanti dulu, aku masih diatas, aku ingin sejajar denganmu"
Kamu sudah disampingku, "Ayo mulai, satu, dua, tiga, empat, lima."
Kami menyanyi bersama:
"Garuda Pancasila, Akulah pendukungmu....."
"Kau masih fasih menyanyikan lagu ini" katamu.
"Kau juga" kataku.
Kita menimbun diam masing-masing.
"Nanti kalau mau membetulkan Pancasila kita nyanyi lagi ya?" sahutku tiba-tiba.
"Itu sudah betul, kita hanya menyanyi terus biar fasih" pungkasmu.
Kami memberi hormat, lalu melipat tangga untuk dikembalikan ke belakang sekolah. Jangan ada yang naik tangga ini lagi, kecuali untuk membenahi genteng yang bocor supaya kelas kami teduh.
SINGOSARI, 28 Juni 2020 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H