Langit semakin terang.
Malampun bintang berkedip-kedip.
Jika terselip mendung, pancaroba ikut mengintip.
Aku sendiri yakin, angka terbilang.
Kenangan berumur.
dan Mawar mekar merekah.
Jika kau dengar suara sumbang
terdengar sumir menakutkan.
Seolah detik menjadi lolongan serigala,
Mengikat jiwamu menjadi cemas.
Kau tahu kan? aku selalu merindukan
sabit berganti baju membalut purnama.
Wajahnya melingkar sempurna
penuh harapan.
Terangnya tak pernah pilih kasih.
Menerangi lorong sempit yang tak sempat merasa kenyang.
Menelusup jauh dalam pikiran.
Menyapa jiwa rapuh yang menempuh perjalanan jauh.
Kau tak akan mampu menjadi purnama.
Cukup pendarkan purnama dalam ulur tanganmu,
atau kau akan mati terbakar egomu sendiri.
SINGOSARI, 8 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H