Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Sawang Sinawang

28 Mei 2020   18:11 Diperbarui: 28 Mei 2020   18:09 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://i.pinimg.com

Pertemuan-pertemuan serta koordinasi lintas instansi terus digelar. Membahas usulan PSBB di Kota Malang hingga mendapat persetujuan dari Gubernur dan Menteri Kesehatan. Saat koordinasi itulah Arini bertemu dengan seorang Polisi. Hatinya sedikit bimbang, antara menerima sebagai teman ataukah sebagai pacar. 

Beberapa kali menjalin hubungan asmara selalu gagal, kali ini Arini seperti larut dalam tawaran yang nampak di depan mata. Ia merasa gelisah. Ia mulai ditangkup kerinduan. Ia mulai merasa nyaman ketika sekedar ngobrol. "Apa aku jatuh cinta kepada Herman?" gumam Arini lirih saat rebahan di kamar kost.

BULAN KELIMA TAHUN 2020

"Maaf Bu Sriatun, sepertinya Arini sudah menemukan pasangan hidupnya, ia seorang Bintara Polisi di Kota Malang" balas Bu Wiwik di ujung telepon saat Bu Sriatun kembali menanyakan Arini.

"Loh, anak saya sudah perwira lo Bu Wiwik, Inspektur Dua Polisi, coba jenengan pikir dulu, sebentar lagi dia Inspektur Polisi Satu, mirip almarhum Mas Gunawan, Arini pasti bisa berpikir bu, coba bagus mana Perwira dengan Bintara?" sengit Bu Sriatun.

"Ya bu, Arini sudah dewasa dan saya serahkan semuanya pada pilihan Arini, saya juga kaget mengapa tiba-tiba menerima pacar Polisi" balas Bu Wiwik.

"Lha memangnya kenapa bu? apakah menderita? bukankah Mas Gunawan dulu pensiunan perwira Polisi? selidik Bu Sriatun.

"Bukan begitu, ternyata Arini mengikuti jejakku, menjadi seorang istri bintara Polisi" papar Bu Wiwik.

"Nah, sudah tahu begitu mengapa disetujui? kan enak punya mantu perwira Polisi?" kejar Bu Sriatun.

"Kata Arini urip iku sawang sinawang bu" pungkas Bu Wiwik sekaligus terdengar suara "Tuuut.....tuuuut......tuuuut"

"Wong kok ngeyel ae (orang kok ngeyel aja)" gerutu Bu Sriatun seraya menekan tombol merah handphone.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun