Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Lima Hal Yang Tak Perlu Dilakukan Saat Berjemur

11 April 2020   11:59 Diperbarui: 12 April 2020   14:50 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hallo, bu ayo berjemur"
"Ya, bentar masih ganti baju"
"Keburu siang lo, mau denger lanjutannya nggak?"
"Aduh, bentar, mau....mau, bentar ya"

"Yang ini lebih hot lo bu!"

Nah, berjemur boleh, malah dianjurkan, apalagi saat pandemi covid-19 seperti saat ini. Hanya saja yang perlu diingat adalah tujuan utama berjemur sebagai upaya menjaga kesehatan. Tentu selain upaya lainnya semacam social distancing, physical distancing, sering mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, penyemprotan disinfektan serta asupan buah dan sayur yang ditunjang dengan minum air putih.

Berjemur, bermanfaat bagi tubuh?

Covid-19 memang masih menjadi topik hangat. Tapi, yang menjadi perhatian utamanya tetap upaya memutus rantai penyebaran, salah satunya membentengi tubuh dengan imunitas melalui berjemur. 

Anjuran berjemur berlaku untuk segala umur dengan berbagai latar belakang serta pada jam yang dinilai bagus, yaitu sekitar jam 08.00 s.d. jam 10.00 pagi dengan durasi sekitar 5 s.d. 15 menit saja, ingat jangan berlebihan. Frekuensi dalam seminggu sebaiknya antara 2 s.d. 3 kali saja. (Sumber: alodokter.com)

Beberapa manfaat berjemur adalah: 

  1. Mendorong produktivitas vitamin D yang tidak diperoleh dari asupan
  2. Meningkatkan daya tahan tubuh guna melawan berbagai penyebab infeksi (menekan inflamasi sebelum menjalar)
  3. Mengatasi permasalahan penyakit kulit (eksim, jamur, jerawat dan peradangan kulit)
  4. Menambah kadar hormon melatonin guna memperbaiki siklus tidur
  5. Mengurangi risiko serangan jantung dan risiko berkembangnya sel kanker (kecuali jika berjemur diatas jam 10 justru berpotensi kena kanker kulit)
  6. Meningkatkan kadar hormon serotonin untuk mencegah depresi. (Sumber: alodokter.com)

Hal-hal yang tak perlu dilakukan saat berjemur

Huft, sekali lagi membahas berjemur, bosan nggak? jangan ya? sebab manfaat berjemur seperti yang diuraikan diatas sangat bagus lo untuk masa-masa pandemi covid-19 seperti ini. Tapi, itu bagi tubuh. Bagi imunitas tubuh. Lalu bagaimana dengan perilaku para "pelaku berjemur" itu?

Jadi ceritanya ada dua hal ya, ada manfaat bagi tubuh ada pula hal-hal perilaku yang harus dihindari saat berjemur, alih-alih berjemur, malah bisa nambah dosa. Dosa? ya benar dosa? tuh kan baru nyadar?

Berjemur adalah aktivitas kesehatan yang didalamnya juga terlibat aktivitas sosial, karena pelakunya adalah manusia yang hidup di tengah-tengah komunitas masyarakat. Dalam skala rumah tangga komunitas itu disebut bertetangga, bisa dalam satu blok di perumahan, bisa dalam satu dusun, satu RT atau satu kumpulan tertentu, misalnya dalam satu dasa wisma atau teman ronda di pos kamling (memangnya masih ada ronda di Poskamling?).

Kadangkala saat berjemur kita tidak merasa bahwa saat bertemu dengan orang lain mulut dan perilaku seperti tak bisa di kontrol. Kesalahan apa yang berpotensi dilakukan saat berjemur? Coba simak di bawah ini, barangkali pernah menjumpai atau bahkan telah melakukannya:

Gosip atau dalam agama Islam disebut Ghibah
Inilah kesalahan yang tidak terasa dilakukan saat berjemur dengan tetangga atau dengan satu orang. Ngobrol ngalor ngidul membahas orang lain, membuka aib orang lain dan menambah "bumbu" dari berita yang belum tentu kebenarannya. 

Alih-alih bicara yang bermanfaat, malah menjerumuskan kita pada perbuatan maksiat. Saya yakin tidak hanya Islam yang melarang gosip, tapi semua agama melarang umatnya untuk menjelekkan orang lain baik secara tertutup maupun terbuka. Jadi kalau ada gosip yang berjilid-jilid segera cari penutupnya ya, langsung tamat gitu aja. Nggak perlu disambung dengan yang lebih hot.

Memutus silaturahim

Dalam hal memutus tali silaturahim ini bisa saja berpotensi terjadi saat berjemur, yaitu adanya kelompok berjemur dengan orang-orang tertentu meskipun tetap dengan jaga jarak. Mereka sengaja membentuk "kelompok berjemur" yang menganggap orang diluar kelompoknya sebagai pihak yang tidak dihiraukan. Mungkin karena efek kejadian sebelumnya atau memang kelompok itu mengalami penyakit sosial, yaitu ekslusifisme. "Tidak level gitu loh!"

Kemudian pola satunya lagi adalah berjemur sendirian di halaman rumah dengan pagar tertutup rapat, padahal di depan pagar sedang ada orang berjemur yang ingin bertemu. Sekedar menanyakan kabar. Sebaliknya yang di dalam pagar merasa tak butuh bertemu dengan berbagai alasan yang dibuat sendiri. "Ya malas aja, nggak cocok" katanya dalam hati.

Tidak menjawab salam atau permisi

Hampir sama dengan memutus silaturahim, tapi ini spesifik lebih pada ucapan salam atau sekedar balasan dari ucapan permisi seseorang yang lewat saat berjemur. Membiarkan dan tidak menjawab salam atau mempersilahkan permisi seperti menganggap orang yang lewat seperti angin, dan yang telah berucap salam bisa saja menggerutu "Sombong amat."

Tidak jaga jarak dan mengganggu ketertiban

Ini yang lumayan parah, apalagi terkait dengan himbauan jaga jarak atau physical distancing, yaitu duduk berkelompok membuat lingkaran kecil atau satu deret barisan yang terdiri dari empat atau lima orang dengan jarak berdekatan, bahkan bisa untuk bisik-bisik. Sehingga sangat berisiko menularkan virus melalui bersin, dehem, atau bahkan bersentuhan langsung. Apalagi tidak pakai masker.

Ada lagi yang fatal, mentang-mentang musim berjemur dimana-mana, malah seenaknya berjemur di tengah jalan, sehingga orang lain mau lewat agak sungkan. Apalagi kalau pas ada orang lewat si pelaku berjemur malah menggerutu "Waktunya berjemur malah mondar-mandir aja kerjaannya."

Jangan pula berjemur di tempat yang rawan, semisal di rel kereta api (cari tempat aman meski tidak punya lahan), diatas genteng, di pinggir rooftop gedung bertingkat atau di puncak menara. Alih-alih berjemur malah mengganggu ketertiban umum karena dikira mau bunuh diri.

Pamer keduniawian

Nah, yang ini agak konyol, tapi kadang tidak kita sadari. Kalaupun anda sudah menyadari abaikan saja ya. Maksudnya gini, berjemur itu kan untuk menunjang imun tubuh. Mungkin ada diantara kita berjemur malah menggunakan perhiasan lengkap, pakai gelang sepanjang lengan. Pakai kacamata kupu-kupu seraya menceritakan harganya yang selangit dan belinya di luar negeri. Pakai kostum yang mengundang syahwat terbuka sana-sini padahal ada mata-mata liar yang mengintip.

Atau yang parah adalah berjemur diatas mobil mewah. Buat apa? tapi semoga nggak ada perilaku berjemur seperti itu. Kalaupun ada semoga akan sadar setelah membaca tulisan ini. Itulah mengapa berjemur tidak perlu berlama-lama, cukup 5 s.d. 15 menit saja. Penting juga saat covid-19 seperti ini yang perlu diingat adalah jaga jarak.

Nah, pembaca sekalian, diatas adalah lima hal yang tak perlu dilakukan saat berjemur. Anda bisa merabanya sendiri apakah sudah pernah melakukan atau pernah melihat orang lain melakukan kesalahan seperti hal diatas? Jika sudah pernah maka sebaiknya dikurangi seminimal mungkin, sebab nanti kita akan merusak motto yang berbunyi "Didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat". Padahal jiwa kita rapuh.

MALANG, 11 April 2020

Selamat Berjemur, Sehat Selalu dan Terhindar dari Covid-19

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun