Di dadamu aku menggerus rindu. Malam ini kau harus kutembak. Saat rembulan menutup matanya.Â
Aku harus segera bergerak. Jangan sampai maling-maling mendahuluiku. Aku tak mau cinta menghardikku segenap waktu.
Kini sebelum burung hantu ketakutan, kuarahkan tembakanku tepat di dadamu. Dimana kotak ajaib menyimpan tulang rusukku yang remuk setahun lalu.Â
Satu, dua, tiga. Peluru panas menerjang rinduku. Gelap terang hanya tersisa bau mesiu. Kau mulai menggelinjang lirih. Diammu membakar unggun. Geloranya menjemput pagi. Membakar cemburu mendidihkan cintaku.Â
Di dadamu aku menggerus rindu. Kau terkapar dalam cintaku yang membusung lapar. Saat fajar terbelalak melihat kita, rusukku telah menjadi dadamu.
SINGOSARI, 25 Ferbuari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H