Lalu kita kembali ke zaman sekarang, dimana rakyat memiliki hak seluas-luasnya memilih pemimpinnya dengan segala aspek kelebihan dan kekurangannya.Â
Hal ini memotivasi calon kepala daerah seperti mendapat angin dari masyarakat. Di satu sisi, politikus yang mencalonkan kepala daerah juga tidak bisa disalahkan, mengingat biaya menjadi kepala daerah juga tidak murah.Â
Hanya orang-orang berduit yang mampu menjangkau. Sangat sedikit sekali calon kepala daerah independen yang memenangi kontestasi pemilukada, mungkin nol koma sekian persen.
Lantas berkembang isu bahwa setelah menjadi kepala daerah ada upaya untuk mengmbalikan modal, melalui berbagai cara. Akibatnya, tercatat daftar panjang nama-nama kepala daerah yang tersangkut kasus hukum berkaitan dengan korupsi.Â
Uang seolah menjadi target utama sebagai modal serta "kesempatan". Meskipun demikian, masih banyak kepala daerah yang tidak tersangkut hukum dan memiliki prestasi hingga kancah internasional.Â
Pada tataran kepala daerah di kabupaten dan kota, dengan ragam kelebihan dan kekurangan daerahnya, banyak peristiwa yang terkadang membuat masyarakat terkejut. Mulai dari peristiwa kekerasan, rumah tangga, nikah siri, memiliki simpanan, hingga peristiwa tentang mobil dinas seringkali menghiasi media.Â
Bagaimana masyarakt tidak terkejut, mereka seperti dikhianati oleh sikap dan gaya kepemimpinan yang tidak diharapkan sebelumnya. Tentu karena menjadi pemimpin adalah sebuah tauladan bagi masyarakat yang dipimpin serta tauladan bagi pemimpin atau kepala daerah lainnya.
Baru-baru ini yang sedang disorot adalah tentang pembelian mobil dinas sejenis Jeep Wrangler seri Rubicon yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Karanganyar.Â
Sesuai berita yang dimuat di media cetak ternama Jogjakarta dan Jawa Tengah, disebutkan bahwa Pendapatan Asli Daerah atau PAD Kabupaten Karanganyar berkisar di angka 300 milyar sekian. Pada tahun 2020 diproyeksikan meningkat hingga 350 milyar.Â
Sebuah PAD yang sangat menunjang wilayah Kabupaten dengan penduduk sekitar 865.000 jiwa. Menurut data di media pula angka kemiskinan juga sudah turun dari 12,28 persen menjadi 10,03 persen.Â
Penurunan angka kemiskinan ini tentu sebuah prestasi yang patut diapresiasi. Hal ini akan diingat masyarakat sebagai prestasi kepala daerah yang memang wajib diraih. Lalu bagaimana dengan ingatan masyarakat terhadap Rubicon?