Sejak aku dipintal menjadi kain, belum mampu aku berpikir, kelak mau jadi apa. Lalu dipotonglah helai demi helai tubuhku. Penjahit berkata, "Tugasmu menjadi saku bagi pelangganku, bersedia menyimpan cinta, dan setia pada wangi kerinduan."
Seminggu berlalu aku diboyong di sebuah almari mewah. Aku tak melihat apapun kecuali wanita tua yang ingin tampil modis. Buktinya kuitansi operasi plastik tersimpan dalam diriku. Sejak saat itu aku mulai menyimpan cinta dan setia pada wangi kerinduan.
Lalu aku diajak plesir ke negeri yang lebih kaya dibanding negeri penjahitku. Aku disimpan dalam koper, naik pesawat dan baru dibuka di sebuah kamar hotel. "Kamu siapa?" tanyaku keheranan.
Wanita itu tak menjawab, tangannya terampil merogoh tubuhku. Ia tertawa cekikikan bersama seorang lelaki. "Sakumu berbau anyir, titipkan saja uang-uangmu di dompetku," celoteh wanita itu penuh goda.
Sejak saat itu aku menjadi saku yang kesepian dan berharap ada wewangian.
MALANG, 13 DESEMBER 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H