Kuhitung setiap angka dalam
deret waktu yang kujalani. Tak
kutemukan rumus bagi guru
saat mengajariku tentang
kisi-kisi kehidupan.
Yang menakjubkan saat itu adalah,
kepalaku terisi angka-angka berisi pengetahuan.
Kujumlahkan perhatian guru dan sisa waktu di rumah.
Lalu kukalikan waktu belajar di sekolah.
Kubagi dengan teman-temanku yang nakal
dan merepotkan guru.
Hasilnya adalah satu waktu di sekolah
sama dengan seluruh hidupku. Ketika
kutanya teman-temanku, mereka juga
menjawab hal yang sama.
Itu masih seputar angka-angka saja.
Belum mengenai aksara dan kata-kata.
Bisa jadi aku tak mampu menuliskan
jasa guru dalam seluruh buku tulisku
yang dibelikan ayah penuh jerih payah.
Bagiku, guru seperti lentera dan kompas.
Lebih terang dari kunang-kunang
dan lebih cermat dibanding bayang-bayang.
"Apakah kau pernah menghitung jasa
guru dalam hidupmu?"
MALANG, 24 NOVEMBER 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H