Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta Tak Perlu Alasan

11 November 2019   20:56 Diperbarui: 11 November 2019   21:01 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku seperti tak berkuasa apapun di sini
Kau pindahkan hutan belukar didalam otakku,
begitu rumit dan lebat kebingunganku.
Siapa pula yang sanggup menebang?
Sampai kapan ini menjadi lapang?

Mataku menjadi sungai kecil yang mengalir.
Dari kerling menuruni pipi dan melesap ke bumi.
Kau pun berhasil menumpuk bebatuan sunyi
yang menghiasi mulutku.

Aku tak mampu menggerakkan tanganku.
Pun pada kedua kakiku yang kaku menopang tubuh.
Berusaha lari dari kerinduan
yang terus berkeliaran seperti hewan buas.
Memangsa hati sepi dan ingin kembali
kepadamu.

Banyak tanya sudah kau petik.
Banyak jawaban juga sudah tertanam.
Aku tak tahu alasan mengapa tergila-gila
kepadamu, hingga senja kukira pagi.
Hingga luka kukira bahagia.
Dari purba aku terus mencinta.
Sampai lapuk semua kata-kata.

Singosari, 11 November 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun