Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Secarik Sewek Nenekku

29 September 2019   09:55 Diperbarui: 29 September 2019   10:42 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku terpaksa menutup wajahku
dengan secarik sewek batik milik nenekku
bukan karena mentari sedang memanggang
peradaban

Aku malu dan sedikit bersembunyi
dari kejaran kirab budaya yang
membelah kemacetan
jalanan

Aku juga takut jangan sampai
orang-orang asing itu
melihatku

Sementara,
orang-orang asing itu terus
berjoget diantara dentuman
musik diskotik, diikuti penari
yang pakaiannya tidak sama
dengan sewek batik nenekku

Aku jadi yakin,
ini kirab budaya di negeriku
yang pesertanya dari orang asing
mirip sekali dengan terasingnya
gamelan dan sewek batik nenekku

Maafkan aku,
tak mampu membangunkan
budayawan dan seniman
negeri ini, mungkin suaraku kalah dengan dentuman
musik disko yang sedang menusuk telinga

MALANG, 29 SEPTEMBER 2019
Saya bukan menyoal kirab budaya, karnaval budaya, bersih desa, atau apapun istilahnya. Saya juga tidak menyoal kemacetannya. Saya hanya bercerita saja tentang tarian Indian yang dianggap Kalimantan, serta tarian disco yang mengenakan busana Bali. Jadi maafkan segala ketidaktahuan saya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun