Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu Terlampau Lapuk

20 Juli 2019   19:59 Diperbarui: 20 Juli 2019   20:17 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menutup pintu
Membuka jendela
Menyimpan rindu
Mengabaikan bayangku

Kulihat sebuah ujung jalan
Tengahnya memutih
Mirip selendang yang kau kenakan
Saat kau enggan menoleh sedikit pun

Bila ujung jalan itu kembali
Mungkin tubuhku sudah kau gulung
Bersama ranting yang patah ingatan
Segudang tanya menghujani otakku
Apa lagi yang ingin kau jenguk?

Kerinduan ini terlampau lapuk
Terkikis kecamuk harap
Rontok dari ingatan
Menggelepar terbawa samudera
Gemuruhnya melebihi ombak
Percuma saja kau menyelam
Pasti tubuhmu akan dikoyak runcing

Malang, 20 Juli 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun