Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Parkir Sepeda

8 Juli 2019   16:56 Diperbarui: 8 Juli 2019   21:26 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semenjak pensiun bapak suka bersepeda. Katanya untuk mengisi waktu pensiun. Supaya gerak dan tidak mudah lupa. Berkeliling di sekitaran rumah sejak pagi buta. Pamitnya hanya mencari berita. Namun, hingga kini tak ada berita. Kemana bapak bersepeda?

Ibu mulai gusar, kepalanya penuh cemas yang melebar. Tetangga ditanya penuh cecar. Ibu segera menuju ke pasar. Menjumpai penjual di selasar. Jualan barang-barang memoar. Bapak biasanya menjadikan tempat itu alasan kesasar. Padahal berulangkali membuat gusar. Esoknya diulangi lagi, seperti bola putar.

Benar saja, sepeda bapak ada di sana. Ibu semakin giat mencarinya. Beberapa penjual menunjukkan bapak berada. Pada warung nasi pecel bapak bercengkerama. Menikmati peyek, tahu goreng dan kopi tak bergula. Penjual nasi pecel masih muda. Tapi bukan itu alasan bapak berlama-lama. Bapak sebenarnya bingung dan malu bertanya. Ia lupa dimana memarkir sepedanya.

Malang, 8 Juli 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun