Mohon tunggu...
Omri L Toruan
Omri L Toruan Mohon Tunggu... Freelancer - Tak Bisa ke Lain Hati

@omri_toruan|berpihak kepada kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jakarta Nggak Mikir, Indonesia Jangan!

1 Mei 2017   20:07 Diperbarui: 2 Mei 2017   03:55 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penekanan justru dialamatkan kepada umat kebanyakan dengan ajakan untuk berpikir. Dengan berpikir, maka umat akan mengerti apa sesungguhnya yang terjadi. Tidak latah untuk ikut-ikutan apa kata elit, yang dalam perspektif Buya sangat tidak jujur berpikir dalam kisruh ini.

Jika saja umat mau berpikir, maka persoalan bangsa ini akan sangat jelas kelihatan. Dan itu sudah pasti bukan antara Ahok dan umat Muslim.

Namun, ketika umat tidak mau berpikir, dan justru memasrahkan persoalan ini kepada "juru-pikir", maka dengan sendirinya energi mereka akan habis terkuras guna mengikuti skenario juru pikir.

Emosi dan absennya kejernihan dalam melihat persoalan hanya akan membuat bangsa ini lelah. Dengan kendali ada pada juru pikir, yang sudah pasti konteks berpikirnya hanya mengutamakan kepentingannya semata.

Masyarakat kebanyakan sama sekali tidak mendapat apa-apa dengan aksi ini. Kecuali: terwujudnya hasrat dari mereka-mereka yang sudah menggenggam dan mengendalikan massa dengan logika berpikir yang sudah berhasil mereka tanamkan di pikiran orang-orang yang tidak mau dan sudah tidak lagi bisa berpikir.

Mereka ( umat kebanyakan) sesungguhnya tidak ada dalam kisruh ini. Yang ada hanyalah mereka yang sudah mengendalikan pikiran mereka.

Dan karenanya, kita dengan geleng-geleng kepala bisa menyaksikan bagaimana mereka begitu saja melakukan dan mengamini apa pun yang sudah ditanam di pikiran mereka. Ya, mereka sebenarnya sudah tiada.

Ya, mereka sesungguhnya tidak ada. Pikiran mereka tidak bekerja dalam kisruh ini, dan itulah yang mengkonfirmasi ketiadaan mereka. Andai mereka mau berpikir, sudah pasti mereka ada.

Cogito Ergo Sum, suatu ungkapan Rene Descartes, seorang filsuf Prancis yang berarti :" Aku berpikir maka aku ada." Hanya ketika aku berpikirlah maka aku ada, dan keberadaanku terkonfirmasi oleh buah pikiranku, yakni keyakinanku dan itu menjadi bukti bahwa aku memang ada.

Seperti kata Descartes, selagi masih ada, kita harus berpikir. Sama halnya dengan pesan Whatsapp Buya Syafii Maarif yang sangat menghargai keberadaan kita dari kalimat penutupnya yang menyebut: "selamat."

Beliau mengucapkan selamat, karena beliau masih percaya kita bisa berpikir, dan mau berpikir tentunya. Dengan berpikirlah maka kita ada, oleh sebab itu berpikirlah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun