Mohon tunggu...
Omri L Toruan
Omri L Toruan Mohon Tunggu... Freelancer - Tak Bisa ke Lain Hati

@omri_toruan|berpihak kepada kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilkada DKI dan Lebaran Kuda yang Terancam Batal

17 November 2016   13:05 Diperbarui: 17 November 2016   13:11 4231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : indeksberita.com

Kabar kurang sedap kembali berhembus melanda dunia perkudaan nasional. Para pencinta dan pengagum kuda, termasuk kuda hitam - yang seringkali luput dari perhitungan, namun berakhir dengan kejutan - nampaknya harus memendam kecewa. Hal ini tentu berkaitan dengan penetapan hari lebaran kuda yang kabarnya telah dibatalkan oleh Presiden Jokowi.

Adapun Lebaran Kuda, pertama sekali dilontarkan oleh mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sebuah konperensi pers di Cikeas. SBY yang ketika itu memposisikan dirinya sebagai korban fitnah karena (merasa) telah dituding sebagai dalang di belakang aksi demo 4 Nopember, menyinggung lebaran kuda yang memang tidak pernah ada dalam kalender nasional kita.

"Jadi, kalau ingin negara ini tidak terbakar oleh amarah para penuntut keadilan, Pak Ahok, ya mesti diproses secara hukum," tegasnya. "Jangan sampai beliau dianggap kebal hukum. Itu adalah bagian dari nilai-nilai demokrasi, negara kita negara hukum," ujarnya.  "Barang kali karena tuntutannya itu tidak didengar, nah kalau sama sekali tak didengar, diabaikan, sampai lebaran kuda, masih ada unjuk rasa itu. Ini pengalaman saya, 10 tahun mimpin banyak juga unjuk rasa," katanya.  Sumber

Wacana lebaran kuda ini ternyata ( menurut salah satu sumber yang pernah ke istana) juga  tidak luput dari perhatian Presiden Jokowi, yang memang selalu aktif memantau perkembangan di tengah masyarakat melalui media sosial. Masyarakat yang sangat antusias dengan lebaran kuda ini sepertinya akan diberi kejutan oleh Presiden Jokowi dengan tambahan libur lebaran kuda.

Bisa saja, Presiden Jokowi,  guna menyenangkan hati masyarakat akan menghimbau para pengusaha untuk bermurah hati dengan memberikan THR dalam rangka menyambut lebaran kuda kepada karyawannya. Dan sudah tentu, ini merupakan kabar baik yang paling dinantikan oleh para pekerja, dan  tidak hanya terbatas pada sektor yang berhubungan dengan dunia perkudaan, apabila rencana tersebut benar-benar diwujudkan oleh Presiden Jokowi.

Kembali ke lebaran kuda yang terancam batal.

Mungkin, anda akan menduga bahwa pembatalan ini diakibatkan oleh salah satunya karena masalah penentuan hari/tanggal Lebaran Kuda, karena memang belum pernah ada dalam sejarah hari besar dan hari libur di Indonesia. Dan juga dengan  teknis penetapannya yang akan merujuk ke mana.

Sebagaimana kebiasaanan, menjelang Idul Fitri,  Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat guna menentukan awal Syawal atau Idul Fitri. Proses penentuan awal Syawal adalah dengan menggunakan metode hisab dan rukyat dalam penentuan awal bulan Hijriah. Dalam beberapa kesempatan, pernah terjadi antara NU dan Muhammadiyah bisa berbeda dalam menetapkan awal Syawal yang berujung pada perbedaan hari lebaran.

Apalagi untuk penentuan lebaran kuda, yang belum ada sama sekali patokan yang bisa digunakan. Apakah dengan memantau hilal, meminta petunjuk para ahli ilmu perbintangan, atau ahli Feng Shui yang mengerti seluk beluk tahun dan shio.

Namun, ternyata bukan ini yang menjadi persoalan sehingga lebaran kuda terancam batal. Masalahnya ada pada dinamika pilkada DKI, yang membuat Presiden Jokowi di menit-menit akhir berubah pikiran ( masih menurut sumber yang sama). Bukan juga karena status gubernur petahana, Basuki Tjahaja Purnama yang sudah menjadi tersangka dugaan penistaan agama oleh Bareskrim Polri; lalu kemudian Presiden Jokowi membatalkannya.

Lalu apa dong?

Saya juga kaget ketika narasumber di atas menyebut Anies Baswedan. Saya jamin, anda juga pasti kaget dan tidak percaya. Apa hubungannya Presiden Jokowi membatalkan lebaran kuda dengan Anies Baswedan? Kalau Agus Yudhoyono, bisa jadi ada korelasinya karena SBY, yang adalah bapaknya Agus, merupakan orang yang pertama sekali menggagasnya. Dengan Anies, apa urusannya?

Saya tidak bisa menahan kesal ketika si sumber yang sama memberi tahu alasannya, serta kaitannya dengan Anies Baswedan. Jadi, menurutnya saat itu Presiden Jokowi sedang santai berbincang dengan para pembatunya. Semua yang ada saat itu disebut mendukung ide presiden untuk menetapkan satu tambahan hari libur nasional, yakni lebaran kuda.

Lebaran kuda bisa dianggap menjadi hadiah bagi masyarakat, khususnya para pekerja. Di samping itu, tambahan hari libur ini akan mendongkrak ekonomi, khususnya sektor pariwisata, transportasi, dan usaha kerajinan. Apalagi jika pengusaha tidak berkeberatan memberikan THR, efeknya dalam memutar ekonomi rakyat akan sangat terasa.

Bahkan, penetapan hari dan tanggal lebaran kuda konon kabarnya bukan lagi menjadi masalah dan tinggal ditetapkan saja oleh presiden. Namun, menjelang perbincangan itu usai, Presiden disebut akan meminta tanggapan terakhir dari menteri pendidikan dan kebudayaan sebelum memutuskannya, karena memang sangat berkaitan dengan urusan sekolah . Kabarnya, saat itu Mendikbud Muhadjir Effendy tidak ikut.

Entah dari siapa, tiba-tiba ada yang menyebut nama eks Mendikbud Anies Baswedan. Menurut sumber tersebut, Presiden Jokowi juga mendengar nama Anies disebut, yang membuat raut wajahnya tiba-tiba langsung berubah. Beliau pun katanya sempat seperti berpikir sejenak, dan sesekali mengangguk-anggukkan kepala.

Lalu, tanpa membuat satu keputusan, presiden kemudian mengakhiri perbincangan tersebut yang tidak kurang membuat semua yang ikut bertanya-tanya dalam hati. Mereka juga terlihat ragu untuk menanyakannya secara langsung kepada presiden. Akhirnya mereka pun bubar tanpa ada kejelasan mengenai kelanjutan lebaran kuda.

Dan ternyata, menurut sumber tersebut, lebaran kuda dibatalkan oleh presiden karena beliau tidak menghendaki bila nanti lebaran kuda ditetapkan, maka hal itu justru akan memberi keuntungan kepada SBY. Rakyat akan berterima kasih kepada SBY karena ide cemerlangnya tentang  lebaran kuda, walaupun yang mengeksekusi adalah Presien Jokowi. Presiden tidak mau jika ia dinilai hanya melanjutkan ide SBY.

Berkaca dari kasus sungai bersih di Jakarta yang diklaim Anies Baswedan bisa bersih karena jasa Foke, yang mana juga sempat ada dugaan keberpihakan google kepada Ahok, Presiden Jokowi, ketika mendengar nama Anies disebut ingatannya pun  langsung tertuju ke peristiwa itu.

Ia pun tidak mau hal yang sama akan terjadi dengan lebaran kuda, karena lebaran kuda memang bukan gagasan asli Presdien Jokowi, tetapi SBY.

Setelah beberapa hari menimbang hal itu dengan cermat, yang  sangat mungkin juga telah  meminta pendapat Ahok, akhirnya wacana lebaran kuda pun dibatalkan oleh presiden.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun