Mohon tunggu...
Omri L Toruan
Omri L Toruan Mohon Tunggu... Freelancer - Tak Bisa ke Lain Hati

@omri_toruan|berpihak kepada kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tak Kusangka Kau Tersangka

16 November 2016   21:30 Diperbarui: 16 November 2016   21:51 1361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian, bagaimana caranya supaya ibukota tidak terlalu pesat kemajuannya. Mereka tidak senang dengan perbaikan layanan birokrasi dan juga peningkatan kesejahteraan warga, serta kenyamanan ibukota. Jika ini sampai terjadi  di bawah kepemimpinan Ahok, maka hal ini adalah bencana politik bagi mereka. Sama saja memberi tambahan kredit pada pemerintahan Jokowi. Secara otomatis, juga kegagalan bagi mereka untuk bisa mendapat batu loncatan menuju  RI 1 melalui kursi DKI 1. Mereka tidak menghendaki  itu terjadi, dan eranya Ahok harus segera diakhiri.

Anda bisa bayangkan, jika program transportasi massal nyaman dan murah berhasil, kali bersih, rusun terbangun, rumah sakit dan layanan kesehatan  yang sangat baik, beasiswa dan pendidikan yang mudah dan murah, hingga reklamasi pulau modern di Teluk Jakarta yang akan menjadi ikon baru ibukota.

Bagi mereka, itu merupakan mimpi buruk politik, dan mereka akan berupaya menghambat itu terjadi di bawah kepemimpinan Ahok, karena otomatis semua itu akan menambah daftar panjang keberhasilan pemerintahan Jokowi.

Dengan demikian, menghambat laju Ahok sangat  berkorelasi dengan menghambat jalan Jokowi. Bahkan, jika keduanya bisa digapai dengan sekali tepuk seperti kata pepatah,'"sambil menyelam buang air," kenapa tidak? Mereka memang menginginkan itu.

Dan ketika status baru Ahok sebagai tersangka membuat jalan untuk menggapai itu menjadi terhenti, tentu mereka kecewa. Mereka tadinya berharap, bahwa Jokowi akan berkeras tidak mengijinkan Ahok menjadi tersangka. Dengan demikian mereka mendapat panggung terbuka, dan juga tumpahan massa yang bisa mereka manfaatkan untuk bisa menggapai agenda mereka.

Ternyata, Jokowi dan juga Ahok bukanlah orang biasa. Bahkan, mereka sepertinya tidak mengenal takut, dan justru menantang para petualang politik dan ekonomi ini untuk menampakkan dirinya supaya bisa segera diciduk, sehingga tidak lagi membuat gaduh yang tidak perlu.

Demikian juga dengan Ahok, yang justru semakin percaya diri, dan dengan yakin mengatakan akan berusaha memenangkan pertarungan ini dalam satu putaran. Sedikitpun ia tidak khawatir bahwa status barunya ini akan membuat elektabilitasnya merosot dan jatuh. Begitulah memang sejatinya seorang petarung, bertanding tanpa beban. Tanpa rasa takut akan kehilangan atau dengan yang namanya kekalahan. 

Kekalahan baginya adalah ketika ia berhenti dan mundur, apalagi karena tersangkut kasus yang memalukan. Namun, tidak dengan kasus ini, karena ia yakin dengan kata hatinya, dan juga dengan doa dan dukungan orang-orang yang berada di belakangnya bahwa ia benar sehingga tidak ada alasan untuk mundur, sekalipun dengan status tersangka.

Keyakinannya diteguhkan oleh warganya di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Andai benar dirinya menista agama, tentulah warganya di sana yang terlebih dahulu terbakar oleh amarah. 

Berjuanglah terus Pak Ahok, kami mendukungmu dengan cinta dan doa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun