Rasionalitas warga akan kembali muncul dan menguat menjelang pencoblosan, akibat terlalu lelah dicekoki dengan isu sektarian yang juga menjurus fitnah yang sebenarnya sangat tidak berdasar. Sementara di sisi lain, banyak hal baik yang nyata-nyata ada di depan mata dan sangat dirasakan di masa kepemimpinan Ahok.
Atas dasar hal di atas, warga akan kembali rasional dalam menentukan pilihan, sehingga yang sebelumnya sempat terprovokasi dan ikut-ikutan terpengaruh  mendukung Paslon nomor urut satu, pada akhirnya akan berpaling dan memilih Ahok.
Nomor urut dua ini juga secara psikologis sangat menguntungkan bagi Ahok-Djarot, sebagaimana dengan hal serupa yang juga terjadi kepada pasangan Jokowi-JK di Pilpres lalu.
Selain tanda kemenangan, eksplorasi ekspresi kalimat dan gestur dengan "nomor dua"akan begitu mudah dibuat. Santai, relaks, menggembirakan, dan menghibur. Beda dengan nomor urut satu yang memberatkan, kaku dan juga menjadi beban tersendiri. Dengan demikian, tidak berlebihan bila nomor urut 2 akan menjadi nomor keberuntungan bagi pasangan Ahok-Djarot.
Namun apapun itu, warga DKI hendaknya menyadari betapa pentingnya Pilkada kali ini untuk menentukan kepemimpinan di DKI secara demokratis dan berkeadilan. Oleh karena itu, seperti himbauan KPUD, semua warga DKI harus ikut mensukseskannya. Semua warga yang berhak dan memenuhi syarat harus ikut mensukseskan Pilkada, itu nomor satu. Siapa gubernurnya nanti, itu nomor dua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H