Kita sedang berkejaran dengan waktu, sama halnya juga dengan mereka, berlari dengan waktu. Dan taruhannya adalah demokrasi, Pancasila dan NKRI.Sesuatu yang terlalu mahal untuk kita pertaruhkan dengan waktu.
Jika kita beranggapan bahwa pemberontakan itu hanya bila dibarengi dengan senjata, maka kita keliru. Pemberontakan ideologi justru lebih membahayakan. Ia langsung memasuki jantung hati kita, mengubah haluan dan pondasi berbangsa kita, dan sudah pasti dengan tujuan akhir untuk menjungkalkan NKRI. Perlahan namun pasti, mereka berupaya untuk itu dan kita memberi mereka toleransi.
Benar, bahwa pemberontakan senjata bisa dikalahkan dengan senjata dan tentara yang lebih kuat, namun tidak dengan ideologi. Ketika ia telah berhasil disusupkan dan ditanamkan di pikiran. Ideologi itulah yang akan menggerakkan untuk melawan, melawan apapun yang bertentangan dengan ideologi yang sudah menyatu dengan darah dan jiwa.
Dan untuk ideologi khilafah ini, suatu ketika, bisa jadi kitalah yang akan ditelannya. Dan ini hanya persoalan waktu saja, andai mereka sudah merasa kuat, mereka akan segera mengambil kesempatan. Ketika kita sedang sibuk, sedang lelah, bahkan saat kita sedang tertidur.
Kita terlalu percaya diri dengan Kesaktian Pancasila. Sejarah sudah membuktikannya, dan kita selalu mengatakan demikian. Akan tetapi, kita harus jujur mengakui bahwa Pancasila sebenarnya  tidak sakti. Kitalah yang membuatnya sakti. Ketika ada ancaman terhadap Pancasila , maka kita menganggapnya sedang mengancam kita, dan kita pun bergerak bersama untuk melindunginya.
Pancasila tidak akan bisa membela dirinya, dan itu pasti. Kitalah yang bisa melakukannya. Kita harus membelanya dan membuatnya tetap dan terus sakti. Demi bangsa kita, demi demokrasi, demi anak-cucu kita. Ya, Pancasila harus tetap sakti.
Kita tidak bisa mengabaikannya begitu saja, dan saat ini musuh Pancasila dan NKRI sungguh ada, dan sedang membangun kekuatan di rumah besar kita, untuk bisa merebut NKRI dari tangan kita dan menjadikannya Khilafah. Dan tidak perlu kita bantah, itu sudah pasti  akan membuat kita terpecah-pecah dan berdarah-darah.
Kita tidak boleh melupakan sejarah, bagaimana bangsa ini membangun  NKRI dengan airmata dan darah, demokrasi yang diamini pendiri bangsa inilah yang membuat bangsa ini bisa berdiri, dan masih berdiri sampai hari ini. Andai waktu itu masing masing bertahan dengan ideologi dan keinginan sendiri, bangsa ini tidak pernah ada dan tidak akan bisa berdiri.
Lalu, apakah kita akan mengkhianati perjanjian luhur pendiri bangsa ini?
Apakah kita tetap membiarkan penyeru khilafah itu terus memecah-belah bangsa kita?
Saatnya seluruh elemen  bangsa ini menyadari serta mawas diri, karena NKRI adalah harga mati. Ancaman terhadap Pancasila adalah ancaman langsung dan serius bagi NKRI. Dan bagi kita, hanya ada dua pilihan: ormas-ormas itu bubar, atau NKRI yang bubar. Entahlah bila mereka memang masih memungkinkan untuk kembali ke pangkuan NKRI dan menerima Pancasila.