Mohon tunggu...
Omri L Toruan
Omri L Toruan Mohon Tunggu... Freelancer - Tak Bisa ke Lain Hati

@omri_toruan|berpihak kepada kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kenapa Presiden Memilih Pak BG Jadi Kepala BIN?

2 September 2016   21:20 Diperbarui: 2 September 2016   21:30 1995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah yang menjadi pertimbangan kuat Pak Jokowi sehingga  dengan mantap mengajukan Pak BG sebagai calon Kepala BIN. Uji kepatutan dan kelayakan  yang terpenting bagi Pak Jokowi adalah fit & proper test di mata publik, selain persyaratan teknis menurut UU tentunya. Dan ketika Pak Jokowi melihat hal itu, yakni Pak BG lolos dalam fit & proper test oleh publik, maka ia pun dengan mantap memutuskan Pak BG untuk diangkat menjadi Kepala BIN menggantikan Pak Sutiyoso yang memang terlihat sudah letih.

Belajar dari Pak BG, respon seseorang dalam menghadapi sesuatu hal, sekalipun itu persoalan yang sangat berat, mengecewakan bahkan memalukan, namun jika disikapi dengan ketenangan, pikiran yang jernih, dan keteguhan hati dan tidak menyalahkan siapapun, apalagi melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji, pembangkangan, yang bisa memanaskan situasi pada akhirnya akan berbuah manis. 

Tentu, karena beliau juga memang memiliki kapabilitas untuk jabatan itu. Apalagi anggota BIN tidak sebanyak anggota Polri dan juga kompleksitas persoalan tidak serumit yang ada di Polri, sehingga publik tidak terlalu risau dengan penunjukan Pak BG jadi Kepala BIN. Ditambah kematangan emosional dan kemampuan yang sudah teruji dalam mengelola sesuatu masalah yang sifatnya personal menjadi nilai plus Pak BG.

Inilah yang dialami oleh Pak BG, dengan sikapnya ia bisa mengikis resistensi publik terhadap dirinya. Dan pada akhirnya beliau bisa menduduki tempat terhormat, Pejabat setingkat menteri, Kepala BIN.

Berharap hal yang sama akan terjadi kepada mantan menteri yang baru saja direshuffle, khususnya  Pak Rizal Ramli, Anies Baswedan, Ignatius Jonan. Memang terasa sakit jika kita merasa tidak seharusnya diganti,  namun kita tidak tahu perjalanan waktu. Dan seperti Pak BG, yang tidak mengedepankan sakit hatinya dan juga tetap berkarya dengan sebaik-baiknya, saya berharap hal yang sama akan terjadi pada bapak-bapak eks menteri yang saya sebut di atas. Apalagi mengharapkan kegagalan pengganti kita, itu sesuatu hal yang harus dihindari.

Untuk segala sesuatu ada alasannya, bahkan untuk kecewa dan sakit hati sekalipun, namun apapun itu, bisa saja pada waktunya akan berbuah manis. Dan kita berharap dan percaya bahwa kebaikan akan berpihak pada orang-orang yang baik hati tentunya.

Selamat untuk Pak Budi Gunawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun