Mohon tunggu...
Ompung Ni Nafisha
Ompung Ni Nafisha Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pemerhati Pendidikan dan masalah sosial

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kehidupan Dunia Bagai Fatamorgana

5 Mei 2024   02:00 Diperbarui: 5 Mei 2024   06:06 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber dari dokumen Yufid TV.com)

Saat kita dilahirkan oleh ibu maka mulailah berhubungan dengan kehidupan dunia ini. Proses dimulai dari bayi dengan ketidakberdayaan hanya bisa menangis karena tidak bisa berbicara. Lalu menuju fase balita dengan segudang keingintahuan dengan apa yang dilihatnya. Memasuki fase masa anak anak sejak SD sampai remaja masa SMA dan akhirnya kuliah mulai terlihat kemampuan untuk mandiri atau belum mandiri.

Saat remaja mulai mengenal lawan jenis ingin rasanya dicintai  dan mencintai mulai persoalan pribadi muncul apakah berhasil langgeng atau gagal karena belum berhasil mengartnginya. Saat menikah karena menemukan pasangan hidup yang pas dan akhirnya mengarungi baterai rumah tangga dan akhirnya mempunyai anak dan terakhir menikahkah anak dan memperoleh cucu. Tentunya persoalan tidak akan selesai dan itulah kehidupan dunia fana dan penuh fatamorgana ini.

Kalau kita renungkan kehidupan dunia ini hanya merupakan tempat sementara seperti halte bus kota untuk memperbanyak bakal di kehidupan akhirat kelak. Janganlah kita terperosok dengan godaan dunia yang penuh godaan mulai dari harta kekayaan, pekerjaan., jabatan, jodoh, sahabat, dan lain kain. Tinggal bagaimana kita memahami ya dengan bijaksana dan berusaha untuk perbuatan terbaik agar tidak terperisok dalam lembah kenistaan dunia fana ini.  Masih adakah secercah sinar kebenaran dalam kehidupan dunia fana ini, semoga kita dapat melewati ya dengan aman dan damai. Kehidupan dunia fana penuh dengan fatamorgana ini harus hadapi dan menjadikannya sebagai ladang amal dan kebaikan kita di kehidupan akhirat kelak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun