Mohon tunggu...
Ompung Godang
Ompung Godang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pemerhati Masalah Sosial dan Pendidikan

Menulis, traveling, Dunia Sosial dan Pendidikan menjadi observasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tari Tor Tor merupakan budaya Batak yang tetap dilestarikan

20 Januari 2025   08:34 Diperbarui: 20 Januari 2025   08:53 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
( Sumber dari dokumen publikasi info tari tor tor  mahe adsense.com ) 

Sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan budaya dan tradisi. Salah satu tradisi yang menjadi warisan budaya dari masyarakat Batak di Sumatra Utara yaitu  Tari Tortor. Namun tarian tortor bukan sekadar hiburan saja karena merupakan simbol sakral yang sarat akan makna mendalam. Tari Tortor ini sering dipertunjukkan dalam berbagai upacara adat( pernikahan, kematian, dan ritual keagamaan ) dimana merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Batak. 

Menurut sejarah bahwa Tari Tortor merupakan tarian masyarakat Batak yang telah ada sejak abad ke-13. Pada saat itu tarian ini telah dipergunakan sebagai tari persembahan bagi roh leluhur. Dimana Tari Tortor pun memiliki makna simbol dalam setiap  gerakan bervariasi dan penuh makna dan  memiliki arti saling menghargai dan menghormati antar saudara semarga dalam bentuk hubungan yang baik. Sehingga unsur kerabat dalam Batak seperti hula hula, dongan sabutuha (semarga) dan boru mendalami  gerakan tortor ini. Dahulu Tari Tortor menggunakan properti seperti patung dalam pertunjukkan tari Tortor.

Dan sampai saat ini Tari Tortor tetap dilestarikan oleh masyarakat Batak sebagai suatu tradisi budaya yang bernilai sakral dan penuh dengan makna. Termasuk saat ini di Pulo Samosir sebagai pusat kebudayaan Batak dipertunjukkan kepada para wisatawan  ( dalam dan luar negeri ) sebagai budaya nasional dan internasional yang sudah dikenal di seluruh dunia .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun