Mohon tunggu...
Havid Hermanu
Havid Hermanu Mohon Tunggu... lainnya -

Tulisan is energi. Tulisan ini didedikasikan terutama untuk yang IQ rendah, kaum Disabilitas, Down Syndrome, Bipolar Disorder atau siapa saja, untuk lompatan perubahan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Baru Terapi Tanam Benang

30 Agustus 2013   12:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:36 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru terapi tanam benang oleh peneliti dr Suhana

by Havid Hermanu

Rasa ngeri ditusuk jarum bisa dihilangkan, mau tahu kan caranya.

Sudah tahu lah semua kalau masuk rumah sakit perasaan yang berke cambuk apalagi masuk kamar akupunktur taulah perasaan yang berkecamb
uk untuk ditusuk jarum. Ngeri waswas cemas membayangkan jarum tajam ditusuk ketubuh wuh wuh ngeri.

Hari ini saya ditanam benang di tiga titik di punggung kiri , dan dua minggu lagi harus kembali untuk tanam benang di punggung sebelah kanan. Ini untuk penelitian kata dr. Suhana yang cantik sambil menunjukan daftar 40 (ampat puluhan orang) yang jadi sukarelawan seperti bapak dan ini biaya saya sendiri lo. Lalu dokter mengatakan kalau di suntik itu memasukan cairan dengan alat jarum , untuk ini akan dimasukkan benang di titik akupunktur dengan harapan meningkatkan gas NO2 agar pembuluh darah lentur dan melebar . Diharapkan penyandang darah tinggi akan turun dengan cara baru ini dan hipotesa ini sedang akan dibuktikan.

Saya sebagai sukarelawan bahan peneliti diminta buka baju juga kaos dan kancing celana di kendurkan dan diminta tengkurap di kasur dan di minta tunggu lalu ditinggal dokter. Karena ngerinya saya cari akal lalu kuku jari tengah tangan saya ditekan ke jari jempol sekencangnya hinga rasa tusukkan jarum untuk memasukan benang tidak terasa. Yang terasa jempol saya sakit ketekan kuku jari tengah saya. Itu teknik cara pengalihan pikiran kata dokter.

Saya berharap dari penelitian ini mendapat hikmah lebih tidak sekedar urusan darah tinggi tapi juga lainnya.


Berbeda dengan penelitian prof Kazuo Murakami untuk penelitian darah tinggi liwat penelitian paramedis ilmiah dengan meneliti enzyn renin yang di hipotesakan sumber penyebab meningkatnya tekanan darah tinggi , Hebohnya penelitiannya membutuhkan 35000 kepala sapi yang dibiayai lembaga dari Amerika. Dan uniknya mendapat hikmah besar lain yaitu tanda tanda akan terungkapnya code DNA yang menyuratkan nasib dan suksesnya seseoran jika mengaktifkan gen dengan interaksi dari lingkungan (luar). Penelitian ini juga sedang berjalan dan belum selesai. Namun sudah dapat menyimpulkan awal bahwa yang genius yang biasa-biasa bahkan yang idiot memiliki gen yang nyaris tidak berbeda bisa dibilang sama. Sehingga jika code DNA atau gen tertentu diaktifkan maka kemampuan luarbiasa akan terwujud. Dan akan terjadi awal revolusi parameter baru untuk menilai diluar IQ EQ dan Multiple Quonty.

Berbeda dengan cara Bekam jarum ditusukkan di titik tertentu untuk dipompa keluar darah kental dari dalam tubuh, dengan harapan sirkulasi darah menjadi lancar karena akan terbentuk darah baru yang lebih segar dan lebih encer dan hikmanya tidak hanya urusan tensi tetapi badan jadi nyaman secara keseluruhan dalam waktu tertentu katakan sebulan.


Hikmah lain dibalik penelitian prof Kazuo Murakami dari warga jepang yang dibiayai Lembaga dari Amerika dan dr Suhana dari Indonesia dengan biaya sendiri kita sangat tunggu-tunggu. Terutama bagaimana hubunganya mempengaruhi gen agar aktif liwat pengaruh luar dengan menggema makna kognitif dengan menyemai khotirah yang sudah saya susun 10 tahun

yang lalu QBAS.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun