Mohon tunggu...
gualbertus oka
gualbertus oka Mohon Tunggu... mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Patmi dalam Liputan6.com

5 April 2017   16:45 Diperbarui: 6 April 2017   00:30 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Di dalam isi pemberitaan media onlineLiputan6.com terkait masalah pabrik semen beberapa waktu lalu dan hingga saat ini ada dua wilayah yang disentuh. Pertama,wilayah masyarakat. Ha ini ditandai dengan format pemberitan yang secara berulang kali menyajikan berita terkait jumlah aktivitas penolakan terhadap keberadaan pabrik semen. Selain itu juga pemberitaan mengenai Patmi korban yang meninggal dalam aksi protes dengan cara mengecor kaki pun diulas secara panjang lebar. Beberaapa judul berita yang boleh diambil sebagai bukti adalah sebagai berikut: “ Nestapa Petani Kendeng Menolak Pabrik Semen”, “ Perlawanan Satu Dekade Petani Kendeng”, dan “Detik-detik Meninggalnya Patmi, Peserta Aksi Semen Kaki” juga beberapa judul berita lainnya (http://www.liputan6.com/tag/pabrik-semen). Di sini kita bisa melihat bahwa media dalam hal ini Liputan6.com memiliki konsentrasi pemberitaan yang berpihak pada masayarakat. Secara khusus mereka yang melakukan aksi protes. Lantas apakah media terkait pro terhadap lingkungan hidup karena masalah pabrik semen adalah masalah terkait lingkungan? Bisa jadi benar tetapi bisa jadi keliru.

            Kedua,wilayah pemerintah. Hal ini ditandai dengan format pemberitan yang juga banyak memuat pertaggungjawaban dari pihak pemerintah terkait keberadaan pabrik semen PT Semen Indonesia di daerah Kendeng, Rembang, Jawa  Tengah. Ada kalkulasi matematis terkait utung rugi dari kehadiran pabrik semen ini terhadap tingkat pendapatan negara, pertumbuhan ekonomi, dan penyerapan tenaga kerja. Ada beberapa judul pemberitaan yang dapat dijadikan bukti adalah sebagai berikut: “Menprin: Pabrik Semen Rembang Serap 1.600 Tenaga Kerja”, “Protes Pabrik Semen Rembang, Pemerintah Minta Warga Menunggu”, dan “Penolakan Pabrik Semen Rembang Bisa Rusak Iklim Investasi”, serta beberapa judul berita lainnya (http://www.liputan6.com/tag/pabrik-semen). Seperti sebelumnya di sini pun kita bisa melihat bahwa media juga berdiri di pihak pemerintah lewat pemberitaannya. Dengan penjelasan matematis tersebut pemerintah yang difasilitasi oleh media mau meyakinkan masyarakat Kendeng khususnya maupun masyarakat Indonesia umumnya bahwa pabrik semen tidak selamanya  mendatangkan kerugian alam. Ada banyak sektor yang akan mendapatkan manfaatnya di kemudian hari. Lantas apakah media (Liputan6.com) kontra terhadap masalah lingkungan karena format beritanya pun berisi pertanggungjawaban bahwa pabrik semen tidak selamanya medatangkan bencana? Bisa jadi benar bisa jadi keliru.

            Berhadapan dengan realitas semacam ini sebagai publik yang selalu berhadapan dengan media atau  selalu bermedia apa yang harus kita sikapi dan kita tindaki? Pertanggungjawaban sederhananya adalah kita kembali kepada pemahaman tentang dunia media lewat penjelasan teori agenda setting. Kita perlu paham bahwa media bukan sumber kebenaran tetapi intensitas pemberitaan media dalam memberitakan sebuah masalah dengan jenjang waktu cukup lama akan mempengaruhi pengetahuan dan persepsi khalayak. Hal itulah yang akan diyakni sebagai sebuah kebenaran. Namun bukan kebernaran objektif melainkan kebenaran subjektif yang berasal dari media. Apabila media intens menjangkau wilayah masyarakat maka besar kemungkinan kalau keyakinan masyarakat akan cendrung pro bahwa keberadaan pabrik semen mengancam lingkungan. Tetapi apabila sebaliknya media (Liputan6.com) intens menjangkau wilayah pemerintah maka besar kemungkinan pula bahwa tidak sedikit masyarakat yang mengakses berita lewat media ini kontra terhadap pandangan bahwa pabrik semen mendatangkan masalah lingkungan.

            Sebuah kesimpulan sederhana yang boleh kita ambil dari ulasan “Patmi dalam Liputan6.com” adalah bahwa memahami sistem kerja media dalam memberitakan sebuah masalah bukanlah perkara sederhana. Media bukan pilar atau sektor kecil yang tidak memiliki akses dalam membentuk pengetahuan dan persepsi masyarakat terhadap sebuah persoalan yang telah, sedang ataupun akan terjadi. Telaah kasus ini setidaknya memberikan gambaran bahwa persepsi pro dan kontra terhadap persoalan pabrik semen sebagai sebuah masalah lingkungan di dalam masayarakat boleh jadi adalah hasil kerja media. Dengan demikian sebagai masayarakat ataupun publik  yang sejatinya memiliki hak untuk memperoleh informasi yang objketif perlu bersikap bijak. Agenda media bisa jadi agenda khalayak. Kebenaran media bisa jadi keberan kita.

Daftar Pustaka:

http://tv.liputan6.com/read/2898664/video-nestapa-petani-kendeng-menolak-pabrik-semen 

http://bisnis.liputan6.com/read/2892100/menperin-pabrik-semen-rembang-serap-1600-tenaga-kerja

http://news.liputan6.com/read/2887128/protes-pabrik-semen-rembang-pemerintah-minta-warga-menunggu

http://bisnis.liputan6.com/read/2892615/penolakan-pabrik-semen-rembang-bisa-rusak-iklim-investasi

https://aurajogja.files.wordpress.com/2006/09/komunikasi-massa-a5.PDF

http://news.liputan6.com/read/2896749/perlawanan-satu-dekade-petani-kendeng

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun