Beberapa waktu lalu salah satu Kompasianer Senior Palembang, Elly Suryani yang biasa kami panggil Umek, menginformasikan tentang proyek pengumpulan buku dari Kompasiana untuk anak-anak di Papua. Umek menawarkan, siapa anggota Kompal yang bersedia menjalankan projek ini.
Tanpa banyak mikir, saya langsung menawarkan diri. Beberapa pertimbangannya yakni pertama, saya suka buku dan kayaknya ini bisa jadi kesempatan bagus untuk "bersih-bersih" alias decluttering rak buku dengan menyisihkan sebagian buku/majalah yang dikira cocok.
Kedua, lokasi saya bisa dibilang di tengah kota Palembang. Lebih mempermudah jika ada teman yang mau menyumbang dan drop bukunya di toko tempat biasa saja kerja.
Tepat di 1 Oktober, Kompasiana resmi meluncurkan projek yang disebut "Merawat Taman Baca, Menjaga Mimpi Tetap Menyala."
Saya, bersama teman-teman di Kompal (Kompasianer Palembang) kemudian membagikan info tersebut lewat kanal sosial media dan juga beberapa komunitas terkait buku.
Waktu pengumpulan yakni selama 1 bulan dan akan berakhir di 31 Oktober. Walau belum tahu seberapa banyak nanti teman-teman yang akan menyumbangkan buku, tapi saya optimis sih, sebab anak Kompal itu rata-rata suka baca dan senang berbagi.
Kejutan dari Cinta Baca Palembang
Di pertengahan Oktober, di satu sore Mbak Dona yang juga Kompalers tiba-tiba kirim pesan dan meminta saya untuk datang ke Cinta Baca Palembang. "Di sini banyak buku yang bisa disumbangkan untuk Papua," ujarnya saat itu.
Cinta Baca Palembang ini rupanya sebuah perpustakaan yang letaknya gak jauh dari toko saya. Jalan 10 menit aja sampe. Tapi bodohnya, saya baru tahu kalau ada perpustakaan ini. Agak memalukan sebetulnya hwhw.
Untungnya rasa malu itu langsung berubah kaget dan takjub sebab Mbak Dona dan tim dari Cinta Baca Palembang rupanya lagi sibuk menyortir buku yang dapat dikirim ke Papua.
"Bayangin harga buku-buku ini, Yan!"
Benar, saya yang join di beberapa WAG Jualan Buku paham kalau buku-buku yang akan disumbangkan ini harganya bisa ratusan ribu/buku. Walaupun yang akan disumbangkan ini bekas pakai, tapi secara kondisi masih sangat layak.
Ada setumpuk buku yang tengah dipersiapkan. "Wah ini gak bisa diangkut semuanya," ujar saya waktu itu.
Saat datang, saya udah siap tali untuk mengikat bukunya. Tapi jumlahnya jauh lebih banyak dari yang saya bayangkan.
Makanya, di kesempatan itu saya hanya dapat membawa sebagian kecil, sedangkan sisanya akan saya ambil di lain hari dengan membawa kendaraan yang lebih besar.
Gak sampai seminggu, saya ambil bukunya bersama adik dan setelah saya hitung, bukunya berjumlah 126! Alhamdulillah, terima kasih Cinta Baca Palembang.
Bantuan dari Komunitas Kota Kata dan Kelana Book Club
Saya beberapa kali ikut pertemuan Komunitas Kota Kata tapi gak bergabung di sana. Untungnya ada Heru, Kompalers dan juga mantan ketua Kota Kata yang bersedia membagikan info projek ini.
Alhamdulillah, salah satu anggota Kota Kata bernama Prayoga kemudian menyumbangkan 25 bukunya. Ironisnya, saat Prayoga datang ke toko, saya lagi ke Cinta Baca Palembang sehingga gak bisa berjumpa langsung.
Teman-teman di Kelana Book Club juga di pertemuan akhir di penghujung Oktober kemudian berhasil mengumpulkan sebanyak 16 buku.
Beberapa anggota Kelana Book Club lain berniat menyumbang tapi gak bawa bukunya, dan sayangnya terpaksa saya tolak karena waktu pengumpulan sudah habis dan saya harus fokus proses packing. Sedangkan pertemuan Kelana Book Club itu dua-mingguan sehingga gak terkejar.
Di akhir perhitungan, terkumpul 336 buku, di mana jumlah ini setelah digabungkan dengan sumbangan dari saya sendiri sebanyak 76, Fainun 68, Elly 6, Kartika 8, Heru 2 dan dokter Posma 8. Mayoritas buku dan majalah yang cocok dibaca oleh anak hingga remaja.
Yang kemudian jadi PR bagi saya adalah mencari karus haha. Idealnya semua buku ini dipacking menjadi satu. Saya sampai "ngemis" ke Kompal meminta kardus bekas berukuran besar. Sayangnya nggak ada yang punya sehingga kiriman ini harus terpecah dalam 4 kardus yang ditotal semuanya kurang lebih seberat 56 kg.
Paket Diambil oleh JNE
Kamis, 21 November 2024 saya dikontak oleh Mas Ryan dari JNE Palembang. Rupanya, Mas Ryan inilah tim dari JNE yang diminta untuk pick up buku-buku ini dari toko saya. Mas Kevin, marketing JNE juga sempat mengontak dan coba berkoordinasi sebab Mas Ryan rencana awal akan melakukan pick up menggunakan motor.
"Kalau 50an kg kayaknya pakai mobil saja, ya," ujar mas Kevin lewat WA.
Walau begitu, ketika Mas Ryan lebih dulu sampai, rupanya semua buku ini bisa diangkut menggunakan motor. "Kebetulan kosong bawaan," katanya. Dan, gak butuh waktu lama, dengan cekatan Mas Ryan mengangkut semua kardus ke atas motornya.
Alhamdulillah cuaca bagus sebab kalau mendung saya khawatir juga akan kehujanan dan bukunya akan basah.
Terima kasih JNE yang sudah membantu projek Donasi Buku "Merawat Taman Baca, Menjaga Mimpi Tetap Menyala" ini dalam upaya turut menumbuhkan cinta baca ke anak-anak di Papua dan juga harapannya bikin mereka tambah pintar.
Terima kasih kepada semua teman-teman yang sudah menyokong kegiatan ini, baik dengan menyumbang buku, membantu membagikan infomasi projek sehingga banyak yang kemudian menyumbang dan juga kepada Kompasiana yang sudah mengadakan projek yang sangat bermanfaat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H