Â
Lahir dan besar di Palembang, saya sering mendapati pertanyaan, "ada tempat wisata apa saja di Palembang?" biasanya untuk menjawab pertanyaan itu, saya akan bertanya balik, "kamu sukanya wisata apa?"
Sebab, jika yang nanya berasal dari kota besar dan butuh refreshing ke alam, maka Palembang bukan tujuan yang tepat. Kecuali bagi yang suka sejarah, atau kuliner, ada banyak sekali pilihan di kota Palembang.
Saya sendiri, jika kangen main ke danau, hutan atau air terjun ya mau gak mau harus ke kabupaten sebelah dulu. Salah satunya Kabupaten Muara Enim yang menawarkan berbagai wisata alam. Ada olahraga arung jeram di sungai, goa, atau air terjun.
Selain potensi pariwisata, potensi Sumber Daya Provinsi Sumatera Selatan yang terbesar itu batubara, gas alam dan minyak bumi.
Sayangnya potensi ini pun tak lepas dari adanya ancaman bencana alam. Di Muara Enim sendiri beberapa kali terkena bencana banjir. Hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Muara Enim ditambah dengan kiriman air dari hulu mengakibatkan Sungai Pelawaran meluap dan menyebabkan banjir. Ketinggiannya sekitar 20 sd 40 cm.
Nah untuk mengurangi dampak dan terjadinya bencana banjir berulang, syukurlah sudah banyak gerakan yang dilakukan oleh warga demi menanggulangi bencana dan menciptakan iklim lingkungan yang lebih baik.
KOMITMEN WARGA DESA KEBAN AGUNG
Salah satu kelompok masyarakat yang berupaya baik itu adalah mereka yang tinggal di Desa Keban Agung, atas komitmennya dalam upaya pembinaan pelestarian lingkungan, khususnya Progtam Kampung Iklim (Proklim), desa ini mendapatkan penghargaan Pembina Proklim Tingkat Nasional 2022 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia.
Penghargaan itu diterima oleh Pj.Bupati Muara Enim, bapak Kurniawan, AP., M.Si., pada acara Festival Iklim 2022.
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh warga Desa Keban Agung dalam Proklim melalui peran BUMDes Barokah Desa Keban Agung misalnya saja melakukan penyuluhaan bersama pemerintah dan perusahaan sepeti PKK, Karang Taruna, Bidang Pendidikan, Bidang Sosial dan Kesehatan dan Bidang Pertanian.
Mereka melakukan banyak pelatihan dan tentu saja salah satu tujuan akhirnya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan juga menjaga lingkungan.Â
Penghargaan yang didapat sebelumnya pun karena kepala daerah bersama warga dinilai berperan aktif dalam mendukung, membina dan mendorong partisipasi aktif masyarakat maupaun pemangku kepentingan di daerah untuk mengupayakan peningkatan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim serta menurunkan emisi gas rumah kaca.
Dan, Desa Keban Agung dinilai baik dalam pelaksanaan dan adaptasi serta mitiasi terhadap perubahan iklim.
Warga banyak melakukan pembudidayaan tanaman terutama sayuran dengan cara hidroponik.
Masyarakat juga mengembangkan biodigester untuk mengolah limpah sampah dan di sisi lain juga menghasilkan biogas dan dapat digunakan sebagai pengganti BBM dan gas.
Budidaya tanaman padinya pun mengoptimalkan irigasi. Mereka membuat bendungan mini untuk menjaga ketersediaan air. Warga juga memanfaatkan lahan kosong untuk melakukan pembudidayaan lele, nila dan gurame dan secara gak langsung mendongkar perekonomian masyarakat.
Sebagian warga melakukan usaha pembibitan dengan mereklamasi lahan bekas tambang. Dengan segala macam upaya ini mampu menyerap tenaga kerja yang sebagian besar ya masyarakat itu sendiri.
Dengan segala pencapaian ini, gak heran desa ini juga ditetapkan sebagai salah satu Kambung Berseri Astra dan tentu saja hal ini menjadi dorongan tersendiri bagi warga desa lain untuk melakukan hal serupa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI