Tapi, seperti yang Harper Lee, penulis buku To Kill A Mockingbird yang terkenal itu yakni, "you never really understand a person until you consider things from his point of view. Until you climb inside of his skin and walk around in it."
Intinya, ya kita gak tahu kehidupan yang mereka jalani. Ada yang memang cari duit hari ini semata-mata untuk makan besok. Jadi jika hari ini berhalangan ntah sakit, kena musibah atau tiba-tiba ada kebutuhan lain yang lebih mendesak, maka terpaksalah uang yang seyogyanya mau dibayarkan listrik atau air dipakai dulu.
Saya rasa, PLN pusat memberikan kebijakan pembongkaran dengan jangka waktu 90 hari itu pun dengan dasar pertimbangan dan dasar kemanusiaan. Per September 2022, tingkat kemiskinan tercatat sebesar 9,57% atau sebanyak 26,36 juta orang. Orang-orang ini tersebar dan bisa jadi berada di sekitar kalian wahai bapak/ibu pejabat PLN yang terhormat.
Coba saya tanya, apa arti uang Rp.10.000 itu? Bagi banyak orang, uang 10.000 sudah termasuk uang receh. Jika di bawa ke mal, untuk parkir aja udah habis berapa? Namun ya, bagi sebagian besar orang (di sekitar saya) uang segitu sangat berarti.
Ini saya kasih contoh. Uang Rp.10.000 bagi sebuah keluarga adalah biaya listrik untuk 1 bulan! Yup SATU BULAN. Dan ini rumah berpenghuni loh ya. Bukan rumah tinggal. Kenapa bisa murah? Karena daya-nya rendah hanya 450 watt, dapat subsidi dan memang nggak banyak pemakaian listriknya. Sangat dibatasi sebab semakin banyak pakai lampu, semakin banyak pula bayarannya.
PERTANYAAN YANG PERLU DIJAWAB PLN
Fresh from the oven. Minggu 2 Juli 2023 lalu saya dikabari oleh salah satu sepupu yang meteran rumahnya dibongkar paksa. Kondisinya, sepupu saya tinggal di luar kota karena bertugas dan rumahnya di Palembang ini jarang dihuni. Sebulan paling 1 kali sekadar untuk peristirahatan jika ada urusan di Palembang.
Katanya, pembongkaran dilakukan pada tanggal 27 Juni 2023. Alias seminggu setelah batas pembayaran listrik berakhir. Berapa sih tunggakan listriknya? Sekitar Rp.85.000 saja!
Banyaknya peristiwa serupa yang menimpa orang-orang disekitar saya baik saya kenal dekat atau tidak menggerakkan saya menuliskan hal ini. Ada banyak sekali pertanyaan di benak saya akan apa yang terjadi di PLN ini.
Satu hal yang saya tegaskan, saya mendukung PLN untuk tegas dan melakukan pendisiplinan terhadap warga yang menunggak. Namun, bukankah seharusnya tetap dilakukan sesuai prosedur?