Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Barbarnya PLN Palembang Saat Melakukan Pemutusan Aliran Listrik

5 Juli 2023   15:19 Diperbarui: 18 Juli 2023   17:14 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masyarakat tak mampu di Muara Angke kayak gini harus jadi perhatian toleransi PLN. Sumber Kompas.com

Beberapa waktu lalu, seorang wanita berusia 40-an datang tergopoh-gopoh ke toko saya. Raut wajahnya panik, tampak bulir-bulir keringat di dahinya. Dengan cepat wanita ini berseloroh, "tolong segera bayarkan tagihan listrik kami. Itu petugas dan polisi sudah mulai nyabut listrik!"

Wanita itu membawa kertas peringatan yang diberikan petugas PLN beberapa hari sebelumnya.

"Eh ayuk*, kalau petugas sudah datang ke rumah, walau dibayar sekarang meteran listrik akan tetap dicabut dan diganti meteran token," jawab saya.

"Hah dek yang bener, ini ayuk cuma telat beberapa hari. Belum juga masuk bulan baru," sanggahnya.

"Ya, tapi begitulah PLN sekarang, telat bayar lewat tanggal 20 langsung dikasih surat peringatan. Jeda 2 sd 3 hari kalau masih belum dibayar langsung diambil meteran (listrik)," info saya kepadanya.

Bukankah pembongkaran pun ada tata caranya? harus disaksikan pemilik rumah? sumber amnesia.id
Bukankah pembongkaran pun ada tata caranya? harus disaksikan pemilik rumah? sumber amnesia.id

"Ya Allah, ini ayuk bukan ndak mau bayar cepat. Tapi uangnya baru terkumpul," ujarnya lemas. Sungguh kasihan, dia sudah hampir mau menangis saat itu. Tapi, itulah fakta pahit yang harus saya sampaikan.

Saat itu tagihan tetap saya bayarkan. Begitu selesai dan mendapatkan slip tanda bukti pembayaran, dia lari ke rumah sambil membawa harapan petugas masih memberikan keringanan untuk tidak mencabut meteran listriknya. Sayangnya, harapannya pupus. Beberapa waktu kemudian saat ia kembali datang ke toko, ia ceritakan bahwa petugas tanpa ampun tetap mencabut meterannya.

"Maaf bu, ini sudah perintah dari kantor pusat," ujar petugas PLN sebagaimana disampaikan oleh ayuk tersebut saat itu. Apa boleh buat, ia hanya bisa pasrah. Saat itu, selain ia, ada beberapa rumah warga lain yang juga mengalami nasip serupa.

Sungguh kasihan.

PLN DAN WARGA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun