Tentu saja orang nggak ujug-ujug memutuskan datang ke satu negara. Ada banyak faktor penunjang misalnya saja keamanan dan kemudahan akses. Bagi mayoritas wisatawan, berlibur tentu saja untuk bersenang-senang. Males kan jika berkunjung ke satu negara eh ada bayang-bayang terorisme atau ancaman perang.
Kalau saya pribadi, selain soal budget, biasanya saya memilih negara yang punya akses transportasi yang baik. Sekarang saja, jika ingin berkunjung ke satu provinsi di Indonesia dan tahu jika di sana sudah ada transportasi online, pasti bawaannya lega. Untuk berpindah tempat jadi lebih mudah, kan? gak harus sewa kendaraan atau ngotot-ngototan sama sopir tembak yang biasanya kasih harga tidak wajar.
Dan asyiknya lagi, beberapa perusahaan transportasi online sudah ekspansi layanannya ke negara-negara di ASEAN. Perusahaan asal Indonesia yang didirikan oleh menteri Nadiem Makarim misalnya sudah hadir di 5 negara ASEAN. Perusahaan pesaing dari negara tetangga malah lebih banyak berekspansi dengan menjangkau 8 negara ASEAN.
Semua jadi mudah dan juga murah. Sayangnya, metode pembayarannya masih terbatas. Harus bayar tunai, Kartu Kredit atau dompet digital yang dikeluarkan oleh negara tersebut. Nah jika pembayarannya bisa terintegrasi menggunakan QR Code atau dompet digital dari masing-masing negara, pasti lebih terasa lagi kemudahannya.
Saat didirikan pada 8 Agustus 1967 oleh 5 menteri luar negeri dari 5 negara (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina), dicetuskan pula 5 tujuan utama yang disebut dengan Deklarasi Bangkok di mana 2 poin terbentuknya ASEAN ini berkaitan dengan ekonomi yakni "Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara" dan "Meninggkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi."
Jelas, apa yang dilakukan oleh Bank Indonesia lewat program RPC-nya tentu saja untuk mewujudkan tujuan besar itu. Dari 10 negara dengan kunjungan wisatawan terbanyak di dunia, Tahun lalu Thailand menempati posisi ke-9 dengan 30,2 juta pengunjung.
Tidak memungkinkan ke depan, Indonesia atau negara ASEAN lainnya akan masuk dalam 10 besar, bukan? Apalagi dengan adanya kemudahan pembayaran ini, jika semakin banyak penduduk ASEAN yang saling mengunjungi satu sama lain maka jumlah kunjungan wisata pun akan semakin meroket.
MENYONGSONG KEKOMPAKAN ASEAN
Sejak pertama kali diluncurkan pada 17 Agustus 2019 dan diimplementasikan pada 1 Januari 2020, QRIS (Response Code Indonesia Standard) semakin banyak digunakan dan mencatat 1 miliar transaksi dengan nilai lebih dari Rp.100 triliun di sepanjang tahun 2022 saja!