Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Konektivitas Pembayaran dan Dampaknya dalam Industri Pariwisata

20 Juni 2023   16:05 Diperbarui: 20 Juni 2023   16:14 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apalagi kota besar dan menjadi pusat wisata seperti Jakarta, Bangkok atau Kuala Lumpur, bukan?

Usaha kecil pun akan mendapatkan dampak positif. Dokpri.
Usaha kecil pun akan mendapatkan dampak positif. Dokpri.

Ada banyak sektor usaha yang terbantukan. Terutama lagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang cakupan calon pembelinya semakin luas. Saya saja dulu, yang sempat usaha kuliner, dan saat Palembang diramaikan dengan berbagai macam event internasional, saya turut kebagian didatangi oleh wisatawan asing. Ini sudah saatnya. Zaman memang sudah jauh berkembang.

Percepatan transformasi digital yang tertuang pada G20 Roadmap for Enchanting Cross Border Payments  ini perlahan tapi pasti akan terwujud melalui kerja sama pembayaran lintas negara seperti ini dan memicu simbiosis mutualisme dari berbagai lini.

Ada banyak manfaat dari integrasi pembayaran yang merupakan pengembangan dari Local Currency Settlement (LCS) semacam ini. Yang utama jelas jadi jembatan dan fasilisator perdagangan. Ada peningkatan akses keuangan antara penjual dan pembeli. Selain menurunkan biaya transaksi, pembayaran semacam ini pun jelas jauh lebih aman.

KERUK CUAN DARI WISATAWAN

Perkembangan Uang yang Beredar (M2) tumbuh melambat pada periode Idul Fitri tahun ini. M2 pada periode ini tercatat memperoleh Rp.8.350,4 triliun atau "hanya" tumbuh 5,5% secara tahunan/year on year (YoY) atau menurun jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 6,2% YoY.

Dikutip dari Kontan News, Kepala Ekonom Bank Permata Joshua Pardede mengungkapkan jika perlambatan pertumbuhan M2 pada periode tersebut menunjukkan konsumsi masyarakat yang kurang ngegas.

Meski begitu, seriring aktivitas perekonomian, uang beredar juga akan ikut tumbuh. Terlebih, pertumbuhan M2 masih solid sebab terpantau meningkat dari M2 pada Maret 2023 sebesar Rp.8.293,3 triliun. 

Joshua Pardede bahkan optimis uang beredar akan semakin meningkat ke depannya. Dan, tentu saja keberadaan wisatawan asing turut berperan penting, bukan?

Desain oleh Haryadi Yansyah
Desain oleh Haryadi Yansyah

Masih terkena imbas pandemi, di sektor pariwisata, jika di 2021 Indonesia hanya mendapatkan devisa sebesar US$ 0,49 miliar, maka di 2022 nilai tersebut melonjak hingga 769,39% dengan pendapatan mencapai US$ 4,26 miliar! Tak hanya itu, target Kemenparekraf di tahun ini adalah US$ 5,95 miliar. Keren, kan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun