Itu yang saya rasakan setiap kali menyaksikan episode demi episode Tilik The Series ini, Ada banyak faktor yang bikin saya merasa hepi saat menyaksikannya. Dimulai dari kisahnya yang sangat apa adanya, menggambarkan realita kehidupan bermasyarakat perkampunan pada umumnya.
Lalu juga, saya takjub ke diri sendiri sebab betah nonton drama dengan bahasa Jawa penuh ini (kebantu sama subtitle, dan kalau saya bisa bahasa Jawa sepertinya akan jauh lebih nikmat).
Yang menarik, sosok Bu Tejo yang digambarkan antagonis di short movie Tilik a.k.a Ladies on Top (2018) itu diperlihatkan sisi yang berbeda di serial ini. Ya memang Bu Tejo masih suka nyablak kalau ngomong. Tapi di sisi lain diperlihatkan juga bahwa aslinya dia baik dan perhatian tak hanya ke keluarga namun juga warga sekitar.
Akting para pemainnya jelas jempolan. Sebagian nama memang sudah wara-wiri di perfilman. Namun sebagian lagi sepertinya aktor debutan namun apa yang mereka sajikan sungguh apik dan gak kalah dengan jajaran aktor papan atas.
Saya senang makin banyak serial bagus yang dibuat dan tayang terbatas di kanal berbayar seperti WeTV ini. Memang butuh effort lebih untuk nonton, tapi paling gak kualitasnya terjamin nggak seperti sinetron sampah yang tayang gratisan di TV itu.
Tilik The Series adalah tayangan yang komplet. Menyaksikannya seolah-olah ikut menjadi bagian dari warga itu yang tengah disibukkan akan pertarungan 2 calon pemimpin. Jadi ya, nggak kalah lah kayak pas nonton drama Korea.
Selamat ya Wahyu Agung Prasetyo selaku kreator serial ini. Ditunggu season ke-2nya :)
Skor 8,8/10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H