Setelah melewati situasi sulit dalam hal keuangan dan hubungan pasangan suami istri, Dean (Bobby Cannavale) & Nora Branncock (Naomi Watts) memutuskan untuk pindah dari pusat kota New York ke wilayah pinggiran New Jersey untuk mencari ketenangan.
Beruntung, saat mencari rumah, mereka menemukan satu hunian impian mereka. Secara kebetulan, agen propertinya Karen (Jennifer Coolidge) adalah teman lama Nora dan setelah melewati seleksi penawaran dari calon pembeli, Dean dan Nora-lah yang beruntung mendapatkannya.
Rumah dua lantai itu sangat besar dan megah. Walaupun berusia tua, namun kondisinya masih baik walaupun ada beberapa bagian yang harus direnovasi.
Semua tampak sempurna kecuali para tetangganya. Di hari pertama tinggal saja, saat bermaksud beramah tamah dengan tetangga, Dean dan Nora malah mendapatkan pasangan sinis dari tetangga mereka Maureen (Margo Martindale) dan suaminya.
Tetangga lainnya Pearl (Mia Farrow) lebih aneh lagi. Pearl secara terang-terangan bilang kepada Dean bahwa rumah itu tidak boleh direnovasi.
"Memangnya kenapa? ini rumahku!" protes Dean.
Tak hanya itu, prilaku Jesper (Terry Kinney) yang sepertinya memiliki keterbatasan/kebutuhan khusus bahkan pernah menyelinap ke rumah dan membuat kedua anak Dean ketakutan.
Situasi menjadi kaian mencekam saat Dean dan Nora menerima surat ancaman di kotak pos mereka. Tak mau ambil risiko, keduanya langsung melapor ke kepolisian setempat dan langsung diterima oleh pimpinan Chamberland (Christopher McDonald).
Chamberland tak begitu menanggapi laporan Dean. "Bisa jadi itu hanya ulah orang iseng," ujarnya. "Kalian tinggal di kawasan teraman di New Jersey! sahutnya lagi.
Namun untuk menenangkan pasangan Branncock ini, Chamberland berjanji akan menerjunkan personelnya untuk melakukan patroli secara berkala. Sayangnya, surat ancaman yang datang dari seseorang yang mengaku sebagai The Watcher/Sang Penguntit ini selalu datang.
Dean lantas mengontak satu layanan keamanan yang dimiliki oleh seorang pemuda Afro-Amerika bernama Dakota (Henry Hunter Hall). Sistem pengamanan modern dipasang, berikut juga beberapa CCTV. Herannya, alih-alih membuat Dean dan Nora merasa aman, mereka kian ketakutan karena sang Watcher ini tidak tertangkap sistem keamanan mereka.
Merasa tak puas, Dean kemudian menyewa seorang detektif swasta Theodora (Noma Dumezweni) dan dari bantuan Theodora ini berbagai fakta mencengangkan mulai terkuak terkait rumah mereka dan juga orang-orang yang ada di sekitar situ.
Siapa sebenarnya sang penguntit ini? dan apa tujuannya melakukan serangkaian teror terhadap Dean dan keluarganya?
* * *
Drama misteri besutan kreator Ian Brennan dan Ryan Murphy ini cukup menarik dan menawarkan teka-teki yang lumayan memikat sebetulnya.
Selama berjalan 7 episode, saya terus dibuat penasaran tentang siapa sang penguntit sebenarnya sebab semakin dikulik rupanya tiap-tiap orang memiliki motif dan modus yang sama untuk melakukannya. Bahkan.... Dean sang si pemilik rumah sendiri pun sempat diperlihatkan memiliki motif itu.
Yang menarik kemudian, rupanya kisah ini diangkat dari kisah nyata keluarga Broddaus yang menempati rumah itu di tahun 2014 silam.
Dalam hal ini jadinya ada plus dan minusnya. Untuk menyesuaikan dengan kejadian sebenarnya, makanya endingnya dibuat seperti "itu" yang mana bagi sebagian penonton, endingnya terasa kurang memuaskan.
Buat saya sendiri, pun jadinya sedikiiit antiklimaks di bagian akhirnya. Namun, kalau dilihat secara keseluruhan, ya saya masih mengapresiasi serial ini. Skripnya oke, akting pemainnya bagus, dan teror/misterinya cukup terjaga.
Untuk mengetahui seperti apa endingnya dan apakah kalian akan suka atau tidak dengan ending seperti itu, ya harus nonton langsung serial yang tayang di Netflix ini, ya!
Skor 7,7/10
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI