Memakai waktu ketika Jerman menduduki Perancis saat Perang Dunia Ke-2, Koloner Hans Landa (Christoph Waltz) rela mendatangi sebuah rumah yang berada di sebuah pedalaman desa demi mencari tahu apakah si tuan rumah menyembunyikan orang-orang Yahudi. Mulanya, pertanyaan yag dilontarkan Hans Landa masih ke hal-hal umum. Ia berbincang betapa cantiknya anak-anak si tuan rumah dan bahkan ia meminta hidangan segelas susu.
Namun tak salah julukan "Judenjagd/Jew Hunter" yang disematkan orang-orang kepadanya sebab dia memang spesialis menemukan persembunyian para Yahudi untuk kemudian dibunuh. Tentu, ia melakukannya atas perintah Hitler. Dan, naas, satu keluarga Yahudi yang bersembunyi di lantai rumah ketahuan sehingga langsung diberondong tembakan.
Beruntung, salah seorang anak berhasil kabur. Ia adalah Shosanna (Melanie Laurent) yang kemudian berhasil mengubah identitasnya dan mendapatkan perlindungan di Paris. Bahkan, beberapa tahun berselang, ia mewarisi usaha bioskop milih sang tante (orang yang menampungnya). Â Dan, ia menjalankan usaha itu bersama pacarnya.
Dalam satu kesempatan, Nazi berencana menggunakan bioskop itu untuk menampilkan film Nation's Pride di mana, para penontonnya adalah para petinggi Nazi. Mulailah Shasonna menyusun siasat. Itu adalah kesempatan langka di mana, dalam waktu yang bersamaan ia dapat membalas dendam dan membunuh para nazi yang sebelumnya sudah menghabisi keluarganya.
Di sisi lain, ada Letnan Aldo Raine (Brad Pitt) alias "The Apache" komandan kelompok "Bajingan/Basterds" yang menjadi musuh bagi para Judenjagd. Nah, jika para judenjadg berburu kaum Yahudi, kelompok basterds ini sebaliknya. Mereka memburu para nazi.
Rencana Shasonna untuk menumpas para Nazi di bioskopnya rupanya ada campur tangan Aldo Raine juga. Sayangnya, tidak mudah bagi Aldo dan para komplotannya untuk menembus nazi ini. Pertama, kendala bahasa. Ya, artinya anggota kelompoknya harus pandai berbahasa Jerman.
Kedua, harus paham juga cara orang Jerman menjalani hidup hingga ke bagian-bagian terkecil. Salah-salah, penyamaran mereka akan ketahuan dan itu nyawa taruhannya.
Di sinilah, adu taktik dan kecerdasan antara judenjagd yang diperlihatkan di sosok Kolonel Hans Landa yang dingin dan keji melawan Letnan Aldo Raine yang memiliki semangat untuk melawan Nazi dan melindungi kaum Yahudi.
Lantas, apakah rencana pembalasan dendam itu akan berjalan lancar?
* * *
Film yang dibuat dengan biaya 70 juta dolar dan berhasil mendapatkan keuntungan 300 juta dari penayangannya di seluruh dunia ini memang booming di tahun 2009 saat pertama ditayangkan. Mendapatkan 8 nominasi di ajang Academy Award, Inglourious Basterds berhasil memenangkan satu piala lewat kategori Aktor Pendukung Terbaik yang diraih oleh Christoph Waltz.
Akting Waltz memang luar biasa bagus. Tak heran dia juga memenangkan penghargaan kategori akting di ajang lain seperti BAFTA, Film Critics Award dsb. Bagaimana tidak, aktor berdarah Austria-Jerman ini bahkan menunjukkan kebolehannya dalam berbahasa Italia. Selain, ya memang mimik dan gesturnya betul-betul mengintimidasi dan bikin deg-degan.
Ini bukan kali pertama saya menonton film yang menyinggung soal Nazi. Namun, film besutan sutradara Quentin Tarantino (Pulp Fiction, Kill Bill) ini menarasikan hubungan antara nazi dan yahudi dengan khas.Â
Jujur saja, beberapa adegannya nampak komikal dan jenaka (walau Hitler tidak ditampilkan melucu pula seperti di film Jojo Rabbit), namun, di antara kengerian dan perasaan cemas, saya ikut tertawa di beberapa adegannya.
Keberhasilan film ini juga tak terlepas dari jajaran pemain beken lain yang turut unjuk gigi. Katakanlah Diana Kruger, Michael Fassbender, Eli Roth, Daniel Bruhl dan sederet pemain pendukung lainnya.
Walaupun saya baru menonton film ini 13 tahun setelah rilis, namun secara keseluruhan, film ini masih dapat dinikmati. Bagi yang ingin menonton juga, dapat disaksikan di Netflix, ya!
Skor 9,3/10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H