Kim Min-Chae (Choi Myung-Bin) adalah siswa sekolah dasar yang gemar melakukan olahraga balet. Sayangnya, di satu pertunjukkan, tiba-tiba saja dia mogok tampil dan memutuskan untuk berhenti menekuni balet.
Apa yang sebenarnya terjadi? Rupanya Kim Min-Chae merasa ia tak mengalami banyak kemajuan. Apalagi, hidupnya selalu dibayang-bayangi kesuksesan ibunya Na Hee-Do (Kim So-Hyun) yang mantan atlet nasional anggar.
Saat minggat ke rumah neneknya, Min-Chae menemukan buku harian milik ibunya dan mulai membaca aktivitas ibunya Na Hee-Do (Kim Tae-Ri) ketika remaja. Betapa, perjuangan ibunya untuk mencapai posisi atlet kebanggaan Korea Selatan dilalui dengan susah payah dan penuh perjuangan.
Misalnya saja, bagaimana hubungan Na Hee-Do dengan Ko Yu-Rim (Bona), atlet anggar peraih medali emas yang sangat ia idolakan namun ternyata membenci dirinya. Sekeras apapun usaha Hee-Do untuk mendekati Yu-Rim, namun selalu ditanggapi dengan dingin dan sinis.
Beruntung, Hee-Do berteman dengan Back Yi-Jin (Nam Joo-Hyuk), seorang loper koran yang rupanya dulu kaya raya. Namun, usaha keluarganya bangkrut saat krisis moneter melanda dunia di tahun 1998. Back Yi-Jin terpaksa hidup berpencar dari ayah, ibu dan adiknya sebab keluarga mereka meninggalkan utang yang besar.
Sebagaimana Min-Chae yang hidup dalam bayang-bayang ibunya, Hee-Do remaja pun demikian. Hubungan ia dan ibunya Shin Jae-Kyung (Seo Jae-Hee) pun tak berlangsung mulus. Jae-Kyung yang seorang pembawa berita terkenal kerap tak hadir di saat-saat yang penting, termasuk ketika proses pemakaman suaminya.
Hee-Do menganggap ibunya egois, apalagi Hee-Do merasa ibunya tak sepenuhnya mendukung impiannya untuk menjadi atlet anggar. Namun di sisi lain Jae-Kyung melakukannya atas dasar profesionalisme dalam bekerja.
Jadilah, jatuh bangun perjuangan Hee-Do dalam mencapai impiannya. Di sisi lain, Min-Chae yang mengikuti perjuangan ibunya lewat buku harian yang ia baca (dan sesekali mengecek langsung di internet), mulai memikirkan ulang akan impiannya menjadi seorang balerina.
* Â * Â *
Ini bukan kali pertama saya menonton drama Korea yang mengangkat tema olahraga secara spesifik. Sebelum ini, ada Hot Stove League yang menceritakan seluk beluk dunia olahraga baseball. Nah, kali ini yang dibahas adalah anggar yang ternyata memiliki keunikan tersendiri.
Dari Twenty Five Twentu One (judul ini mengacu ke usia Hee-Do dan Yi-Jin), anggar tak hanya dijadikan tempelan, tapi juga sebagai nyawa yang menjadikan perpaduan romansa, persahabatan dan perjuangan terasa pas.
Walau hubungan Hee-Do dan Yu-Rim awal-awal digambarkan buruk, sebetulnya tak ada tokoh antagonis yang hadir secara khusus di serial ini. Sehingga, sejak awal hingga akhir serial ini dapat disaksikan dengan hati yang ringan walaupun di beberapa bagian terasa juga sedih dan harunya.
Saat mengecek ke Asianwiki, saya baru ngeh ternyata pernah menyaksikan akting Kim Tae-Ri di film "berani" The Handmaiden. Dia bermain prima di serial ini. Tak heran jika dia mendapatkan penghargaan aktris terbaik di penghargaan bergengsi Baeksang Award. Â Sedangkan aktor Nam Joo-Hyuk pernah saya lihat di drama The Light in Your Eyes.
Bagi yang merindukan drama yang ringan namun berkesan, Twenty Five Twenty One ini dapat dijadikan pilihan.
Skor 8,7/10