Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

[KOLOMDonasi] Pesan Aspirasi Menjurus Cabul Saat Demo, Yeay or Neay?

15 April 2022   15:22 Diperbarui: 15 April 2022   16:01 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana demo di Jakarta | Foto oleh Garry Lotulung di Kompas.com

Yang menarik, salah satu pembuat poster itu juga melakukan klarifikasi lewat IGS akun instagramnya @_nisaalyas dan membahas soal asonansi yang menurut KBBI berarti pengulangan bunyi vokal dalam deretan kata.

Cuplikan dari status FB Iqbal Aji Daryono
Cuplikan dari status FB Iqbal Aji Daryono

Saya sih bukan lulusan sarjana sastra Indonesia ya, tapi sepemahaman awam saya, nggak tepat juga kalau kalimat-kalimat yang ditulis memakai istilah asonansi itu. Saya nggak tahu istilah tepatnya apa. Mungkin dia pakai salah satu majas? Majas ironis misalnya, yang dipakai untuk menyindir secara halus, tapi ya balik lagi kayaknya juga itu pun masih belum pas.

MELUCU BUTUH KREATIVITAS TINGGI

Sebagai pribadi yang agak sulit dibuat ketawa terhadap satu guyonan (orang lain ketawa, saya bengong. Saat orang lain bengong, gantian saya ketawa biasanya ^^), saya angkat topi kepada orang-orang yang profesinya lekat dengan cara menghibur orang. Apapun itu.

Mau itu host/pembawa acara, ulama (bukankah pesan moral yang sampaikan dengan jenaka akan lebih ngena?) dan terutama lagi ya para pelawak atau para komika.

Sebab, menurut saya membuat materi lawakan/guyonan itu susah luar biasa. Salah sedikit, pendengarnya dapat tersinggung (atau sengaja disinggung kalau lagi roasting? Hehe). Ingat kejadian Chris Rock VS Will Smith, dari becandaan jadi panjang, kan!

Makanya, kalau mau bikin lelucon atau katakanlah cari perhatian saat demo, butuh jam terbang dan juga kreativitas tanpa harus merendahkan diri sendiri. Ya, sebagian teman perempuan saya berpendapat bahwa tulisan-tulisan itu secara nggak langsung merendahkan si perempuan sendiri pada umumnya.

Sarkasnya kena banget, kan! ini ketika para imigran mendemo | Sumber gambar boredpanda.com
Sarkasnya kena banget, kan! ini ketika para imigran mendemo | Sumber gambar boredpanda.com

Ini nyindirnya kena banget. | Sumber gambar boredpanda.com
Ini nyindirnya kena banget. | Sumber gambar boredpanda.com

Lantas, bagaimana caranya untuk mendapatkan perhatian? Eh, perhatian siapa dulu? Kalau perhatian pemerintah, ya pasti udah dapet. Saat ribuan orang datang, petugas keamanan dikerahkan dsb, tanpa melihat satu demi satu tulisan yang dibuat para demonstran pesannya pasti udah dapat dipahami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun