6. Lalu, saya nggak tahu bagaimana BRI pusat langsung mengambil kesimpulan bahwa transaksi sudah sesuai dan sah (baca: kami yang salah). Variabel apa yang mereka gunakan untuk “ketok palu” itu adalah jawaban dan kesimpulan dari laporan kami. Mestinya, BRI harus lebih berhati-hati untuk melakukan penyelidikan dan mengeluarkan kesimpulan, apalagi itu merugikan nasabah. Apalagi sejak awal saya sudah mewanti-wanti bahwa penyelidikan harus dilakukan secara menyeluruh.
7. Mengenai jam CCTV yang tidak singkron, mungkin pihak vendor harus mengecek ulang kembali. Dan juga, pencatatan/perekaman transaksi harus dicek secara teliti. Katakanlah saat itu saya tidak sengaja menekan tombol pengambilan uang (walaupun saya masih merasa tidak melakukannya) dan transaksinya gagal sehingga uang tidak keluar, maka dari rekam transaksi ATM sudah didapatkan laporan selisih toh antara uang yang tesedia secara fisik dan yang tercantum di sistem? Pihak vendor harusnya melaporkan hal itu ke BRI, dan BRI juga harusnya mengecek ulang laporan-laporan nasabah yang “kehilangan” uang terdahulu. Sehingga, kami harusnya sudah dihubungi atas transaksi yang dianggap gagal itu dan uang mestinya langsung dikreditkan secara otomatis. Nah, yang terjadi tidak demikian. Kami harus bolak balik ke bank untuk melapor. Dan ini sangat melelahkan dan tidak efektif.
* * *
Kebetulan saja, saya punya kelebihan sedikit dalam hal menulis dan punya akses untuk menyuarakan hal ini (Terima kasih Kompasiana, untuk tidak meng-take down tulisan ini dan mengubah judul dan isinya). Saya nggak kebayang dengan nasabah biasa yang mungkin punya pengalaman serupa namun susah untuk “menuntut” kejelasan. Kasihan sekali kan. Bayangkan itu terjadi pada saudara atau kerabat kalian yang tidak melek teknologi dan susah akses untuk berurusan ke bank.
Terlepas dari kejadian ini, saya belajar banyak hal. Ya, untuk tidak memegang akses kartu debit orang lain lagi. Lalu terus berjuang mencari kebenaran jika memang dirasa tidak bersalah. Di sisi BRI saya yakin (dan besar harapannya) ke depan lebih aware lagi akan keluhan nasabah. Sehingga BRI dapat memberikan layanan terbaik kepada nasabah-nasabahnya.
Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan (saya tahu, tulisan saya ini “merepotkan” kalian). Terima kasih kepada semua pegawai BRI yang sudah sigap membantu (terutama untuk Sdr Reza & bapak security), semoga ke depan semua pegawai BRI senantiasa memberikan pelayanan yang baik dan maksimal kepada nasabahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H