Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Meniru Wine dan Nuah Menyemai Cinta di Likupang

23 Februari 2022   16:03 Diperbarui: 23 Februari 2022   18:05 1420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bubur Tinutuan tampak begitu menggoda | Sumber gambar akun instagram @WarunkBendito

Khaled Hosseini, seorang penulis ternama pernah berkata, "like a compass needle that points north, a man's accusing finger always finds a woman. Always."

Kutipan itu terasa begitu romantis ketika saya baca. Betapa, kisah dua insan manusia selalu menarik untuk diceritakan, terlebih jika terjadi di tempat yang sedemikian indah laiknya yang dialami oleh Wine dan Nuah.

Siapa mereka?

Berdasakan cerita versi Portugis, mereka berdualah yang mula-mula mendiami Semenanjung Minahasa Utara sekitar tahun 1550 lalu. Tepatnya, di kampung Winenuah (atau Winawanua yang berarti Kampung Tua) yang dinamakan menggunakan nama keduanya.

Terlihat Likupang di Peta Minahasa buatan Baron Melvinn van Cornbee, 1853 | Sumber Gambar: buku Sejarah dan Kebudayaan Minahasa, dokpri.
Terlihat Likupang di Peta Minahasa buatan Baron Melvinn van Cornbee, 1853 | Sumber Gambar: buku Sejarah dan Kebudayaan Minahasa, dokpri.

Saat daerah-daerah di ujung timur laut Sulawesi ini kemudian "disatukan" dengan Bahasa Tonsea (bahasa Melayu-Polinesia yang masuk dalam rumpun bahasa Minahasa), nama Winawanua diubah kembali menjadi Linekepan di tahun 1600-an.

Hingga sekarang dikenal menjadi Likupang atas usul Portugis kepada Dotu Rottie, daerah pesisir seluas 200 hektare yang namanya diambil dari dua daerah yakni Li dari kata Linekepan (berarti "Kampung Paling Ujung") dan Kupang yang merujuk pada orang-orang Kupang yang datang untuk berdagang.

Lantas, kenapa Wine dan Nuah dulu rela mendiami tempat yang berada di ujung semenanjung North Sulawesi itu ya?

MENYEMAI CINTA LEWAT PANDANGAN MATA

Wine dan Nuah jelas sudah tiada sehingga saya tidak bisa mengkonfirmasi langsung jawaban dari pertanyaan tersebut.

Namun, terlepas dari sederet alasan kepindahan mereka, saya yakin salah satunya dikarenakan lanskap alam yang menawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun