Dan setelah melakukan penyelidikan, diketahui penyebabnya sama yakni kerusakan pada MCAS. Bedanya, jika yang menimpa Lion Air adalah pilot tidak mengetahui bagaimana cara menghadapi situasi saat MCAS rusak, di kejadian Ethiopia Airlines, pilot sudah dilengkapi pengetahuan bagaimana caranya untuk mengatasi MCAS yang eror.
Penyelidikan pun didapat jika pilot Ethiopian Airlines sudah melakukan petunjuk demi petunjuk yang sudah diinformasikan. Namun, kenapa kecelakaan masih saja terjadi?
10 DETIK YANG MENENTUKAN
Dari tayangan film ini pun digambarkan, bahwa jika alarm berbunyi, pilot hanya punya waktu 10 detik untuk melakukan prosedur penyelamatan. Jika lewat dari sana, maka fatal akibatnya. Nah, pesawat Ethiopian Airlines seharusnya tidak perlu jatuh sebab diketahui pilot sudah melakukan prosedur dengan benar.
Jika kemudian tragedi itu tetap terjadi, jelas pihak Boeinglah yang semestinya sadar diri bahwa kesalahan ada pada mereka.
Sutradara Rory Kennedy membawa kita sejenak kembali ke belakang dengan menyoroti bagaimana awalnya perusahaan Boeing berdiri dan meraih kejayaan seperti sekarang. Termasuk, di tahun 1997 saat Boeing memutuskan untuk merger dengan McDonnell Douglas.
Sayangnya, sejak itu Boeing mulai kehilangan orientasi menciptakan produk dengan tingkat keselamatan tinggi. Banyak hal dipangkas untuk menekan biaya. Misalnya saja menghilangkan pengawasan di bagian tertentu yang semulanya dari 15 orang menjadi 1 orang saja.
Atau, dalam perakitan pesawat, demi memenuhi target permintaan, kadang ditemukan bagian-bagian kecil yang tidak ikut dirakit ke pesawat itu. Narasi-narasi ini disampaikan langsung oleh orang-orang yang pernah bekerja untuk Boeing.
Tujuan utama Boeing memang sudah beralih ke Wall Street. Intinya perusahaan ini menjadi serakah, ingin mengeruk keuntungan besar namun dengan cara mengenyampingkan faktor-faktor penting keselamatan.
Dalam kasus Boeing MAX misalnya, semua pilot seharusnya diberikan pelatihan untuk menjalankan sistem MCAS yang baru itu. Namun, biaya training pilot sangat besar. Dan, mereka sengaja tidak memberikan pelatihan (bahkan pada awalnya tidak menginformasikan sama sekali keberadaan sistem baru itu) dengan alasan efisiensi.