Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Ketika Masa Depan Terasa Begitu Mengkhawatirkan dalam Film "The Worst Person in the World"

19 Februari 2022   10:27 Diperbarui: 29 Maret 2022   12:54 1556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film The Worst in the World | Sumber Gambar IMDB

Kita semua sudah tahu, mayoritas keseharian kita berjalan dengan bayang-bayang paradigma dan tolak ukur standar masyarakat pada umumnya. Usia sekian seharusnya sudah menikah, punya anak, punya rumah sendiri, blablabla yang sebetulnya sampai mati pun never-ending-questions itu nggak akan habis.

Apalagi kita sebagai bagian dari orang Asia ya. Orang Barat yang kesannya nggak terlalu gubris soal itu pun sebetulnya punya ketakutan tersendiri. Jauh di lubuk hatinya, itu pula yang dirasakan oleh Julie (Renate Reinsve), yang menjelang usianya ke-30, ia masih kebingungan dengan hidup seperti apa yang akan ia jalani.

Sempat menempuh pendidikan sebagai mahasiswa kedokteran, Julie memutuskan untuk keluar saat merasa minatnya bukan di sana dan ia tampak kewalahan mengikuti pembelajaran.

"Sepertinya aku lebih tertarik di dunia fotografi," ujarnya kepada sang ibu.

Beruntung, sang ibu tipenya lebih terbuka dan membebaskan semua keputusan kepada sang anak. Walaupun kegamangan Julie itu ternyata bukan untuk kali terakhir, dan sang ibu lagi-lagi (harus) memaklumi.

Poster film The Worst in the World | Sumber Gambar IMDB
Poster film The Worst in the World | Sumber Gambar IMDB

Ya, sempat menjajal pekerjaan sebagai fotografer dan memiliki hubungan singkat dengan model pria yang ia foto, Julie kembali banting setir dengan "hanya" menjadi petugas di sebuah toko buku. Namun, pada fase ini dia akhirnya berkesempatan bertemu dengan Aksel (Anders Danielsen Lie), seorang komikus terkenal di Norwegia.

Dengan cepat keduanya sama-sama jatuh hati dan memutuskan untuk tinggal bersama. Julie pindah ke apartemen Aksel dan keduanya menjalankan hari-hari sesuai passion masing-masing. Aksel senantiasa bekerja di sebuah ruangan yang ia sulap menjadi studio sedangkan Julie masih bekerja di toko buku sambil sesekali menulis.

"Sungguh tulisanmu sangat bagus," ujar Aksel satu kali saat Julie memperlihatkannya.

Julie memutuskan untuk hidup bersama Aksel | Sumber Gambar IMDB
Julie memutuskan untuk hidup bersama Aksel | Sumber Gambar IMDB

Hubungan sepasang kekasih ini semakin dalam dengan percakapan-percakapan mereka akan masa depan. Aksel yang usianya sudah lebih dari 40 tahun jelas menginginkan hubungan ke tahap yang lebih serius.

"Aku ingin mempunyai anak," ujarnya. Dan, Julie mengaminkan keinginan itu. Tapi, apa benar dalam lubuk hatinya Julie siap memiliki anak di usianya yang sekarang? Terlebih, dalam sebuah acara keluarga, diperlihatkan betapa riweh dan ribetnya mengurusi dan menghadapi tingkah laku anak yang kadang terlampau "ajaib" dari kacamatanya.

BERPALING KE PRIA LAIN

Dalam sebuah aksi iseng menyelinap di acara pernikahan orang, Julie berkenalan dengan Eivind (Herbert Nordrum). Dengan jujur Julie mengatakan bahwa ia adalah tamu tak diundang di acara itu. Keduanya pun dengan jujur mengakui mempunyai pasangan masing-masing.

"Jadi, kita ini tidak berselingkuh, kan?" tanya Eivind.

"Tentu tidak. Ini bukan perselingkuhan," jawab Julie.

Walaupun tidak terjadi apa-apa malam itu, namun harus diakui keduanya masing-masing terkesan. Perpisahan di persimpangan jalan keesokan harinya rupanya tidak berlangsung lama. Keduanya tak sengaja bertemu di toko buku dan hubungan itu jadi berlanjut.

Julie dan Eivind dipertemukan dalam pesta pernikahan | Sumber Gambar IMDB
Julie dan Eivind dipertemukan dalam pesta pernikahan | Sumber Gambar IMDB

Masing-masing dari mereka mulai meninggalkan pasangan lama dan keduanya memutuskan untuk bersama. Di sini, tokoh Julie mengingatkan saya akan Summer di film (500) Days of Summer namun versi lebih mengjengkelkannya. Ya, biar sesuai dengan judul film ini "The Worst Person in the World" ya.

Sebab apa? Terlalu banyak kesempatan baik dalam hidupnya yang (mungkin dalam justifikasi saya sebagai penonton) ia sia-siakan. Dari jalan karir yang baik hingga pria yang sangat menyayanginya. Kekhawatiran-kekhawatiran Julie terhadap masa depan cenderung membuat ia labil.


Tapi ya itu, di sisi lain kehidupan Julie pun sebetulnya terlalu abu-abu untuk dinilai benar atau salah. Dan, saya rasa, di sinilah letak istimewanya film yang tahun ini berhasil masuk dalam nominasi Best International Feature Film di ajang Academy Award dan mewakili Norwegia. Fakta menariknya, bahasa asli Norwegia di telingga saya kok mirip dengan bahasa Arab, ya?

Akting Renate Reinsve luar biasa bagus. Ia begitu sukses membawakan karakter tokoh wanita gamang yang memiliki banyak keinginan namun juga bersisian dengan keraguan-keraguan. Tak heran jika di ajang Cannes Film Festival dia berhasil memenangkan penghargaan Aktris Terbaik.

Film berdurasi 2 jam 8 menit dan berhasil memenangkan Best International Film di Boston Film Critics Association ini dapat disaksikan lewat kanal KlikFilm.

Skor 8,5/10

Penulis bagian dari Kompal
Penulis bagian dari Kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun