"Keberhasilan penyelundupan ini melambungkan nama Sunny di tengah-tengah dunia kriminal Los Angeles." Hal.25. "Sekarang utangku sudah lunas, bahkan bunga yang kau terima sudah berlipat ganda. Semua jaringan yang kubangun sekarang kau bisa kendalikan. Aku mau kembali fokus ke kampus," pinta Sam di tengah euforia Sunny. Hal.25.
Sayang, situasi kemudian menjadi rumit saat Sunny berhasil ditangkap oleh FBN (Federal Bureau of Narcotics). Jelas posisi Sam pun tak sepenuhnya aman. Di tengah tekanan Tegucigalpa, geng Latin penguasa penjara, Sunny meminta bantuan Sam untuk terakhir kalinya.
Bukan untuk menyelundupkan narkoba, melainkan menyelundupkan 50 orang Honduras masuk ke Amerika Serikat!
"Sunny terbiasa membaca air muka Sam. Dia tahu, anak muda itu selalu tidak bisa menahan diri dari petualangan baru!" Hal.27. Dan, lagi-lagi, bukan semata untuk mengamankan dirinya, Sam akhirnya menerima tawaran itu demi sebuah kepuasan menaklukkan tantangan.
SAM SEMAKIN TERJERUMUS DALAM JEBAKAN ADRENALIN
Dari sebuah permainan di meja perjudian itulah kisah perjalanan hidup Sam bermulai. Saat melakukan tugas menyelundupkan orang-orang Honduras, Sam berkenalan dengan banyak orang yang kemudian masing-masing menjeratnya untuk melakukan petualangan-petualangan di segala penjuru dunia tak terkecuali negara tempat ia sendiri berasal.... Indonesia.
Keterlibatan Sam di Indonesia mulanya terjadi saat Konferensi Asia Afrika berlangsung di Bandung. Di balik kesuksesannya, ternyata ada banyak peristiwa yang terjadi. Misalnya saja peledakan pesawat Kashmir Princess di Laut Cina Selatan yang membawa rombongan wartawan yang seyogyanya akan meliput acara KAA itu.
Namun, sebetulnya bukan wartawan itu target utama pelaku. Yakni Zhou En Lai, Perdana Menteri Republik Rakyat Tiongkok yang berhasil selamat karena tiba-tiba memindahkan perjalanan ke penerbangan lain. Rupanya, hal itu sengaja dilakukan karena rencana pembunuhan Zhou En Lai sudah tercium oleh intel mereka.
Serangkaian kekacauan pun rupanya dipersiapkan selama KAA berlangsung. Namun, hal itu berhasil digagalkan. Di kesempatan ini pula, Sam akhirnya berkenalan dengan Lalla, yang tadinya ia kira perwakilan dari delegasi India namun baru belakangan diketahui, perempuan yang menarik hatinya adalah seorang agen rahasia dan mesin pembunuh yang masih belum dapat dipastikan akan berpihak kepada Sam atau tidak.
Hidup Sam berloncatan sebegitu dinamisnya. Selepas dari Bandung, dia loncat ke Singapura dan terlibat dalam serentetan pembunuhan keji. Dari sana, ia mencari perlindungan ke India sebelum memprakarsai proses pengiriman senjata untuk kaum pemberontak di Tibet.