Dalam sebuah pesta, Jacqueline de Bellefort (Emma Mackey) mempertemukan tunangannya Simon Doyle (Armie Hammer) kepada temannya Linnet Ridgeway (Gal Gadot) yang kaya raya. Bukan sekadar memperkenalkan, namun Jacqueline berharap Simon diberikan pekerjaan, mengurusi salah satu usaha milik Linnet.
Beberapa minggu berselang, tahu-tahu Simon dan Linnet menikah. Dari sini jelas jika Simon dengan mudah berpaling dan Linnet merebut calon suami temannya sendiri.
Di sisi lain, Jacqueline pun tidak mau menyerah begitu saja. Dalam banyak kesempatan, dia mencoba untuk hadir dalam acara-acara yang dihadiri oleh Simon dan Linnet. Melihat sikap marah dan tidak nyamannya Linnet akan kehadirannya memunculkan rasa kepuasan tersendiri bagi Jacqueline.
Salah satu versi poster film Death on the Nile | Sumber Gambar IMDB
Puncaknya, saat melakukan pesta pernikahan dan perjalanan bulan madu jauh ke Mesir, Jacqueline kembali muncul.
"Cinta itu sudah tidak ada lagi," ujar Simon kepada Jacqueline. "Sebaiknya kau pergi menjauh."
Atas permintaan Linnet, Hercule Poirot (Kenneth Branagh) yang kebetulan menjadi salah satu tamu undangan pun secara khusus berbicara kepada Jacqueline untuk segera move on dan berhenti "mengganggu" Simon dan Linnet. Sayangnya, perempuan itu teguh dalam pendiriannya.
Untuk menghindari Jacqueline, Simon merencanakan sebuah perjalanan menggunakan perahu mewah dari Kairo menuju Abu Simbel. Semua kerabat dekat turut ikut dalam perjalanan itu. Di hari pertama, semua berjalan aman dan menyenangkan.
Namun, saat rombongan kembali ke kapal dari eksplorasi Kuil Abu Simbel, Jacqueline kembali muncul. Mendapati hal itu, Linnet meradang.
"Tapi, dia memiliki tiket dan lebih dulu membelinya," ujar Simon.
"Tak peduli. Bila perlu, kapal ini aku beli!" sahut Linnet lagi.
Sayang, keinginan Linnet tak berhasil. Dia kemudian memutuskan untuk mengalah. Jika Jaqcueline benar-benar ingin tetap berada di kapal itu, maka dia dan Simon yang akan pergi.
Naas, belum sempat dia meninggalkan kapal, Linnet ditemukan tewas oleh Louise Bourget (Rose Leslie), salah satu orang kepercayaannya. Mendapati hal itu, jelas Simon terpukul.
Hercule apalagi. Sebelum tewas, Linnet pernah berbicara empat mata kepadanya bahwa selama dia memiliki banyak uang, maka keselamatannya tak sepenuhnya aman.
"Tapi semua yang datang ke sini adalah orang-orang yang mengenalmu," ujar Hercule.
"Justru itu. Tak satu pun dari mereka yang betul-betul dapat aku percayai. When you have money no one is truly your friend."
Dan benar saja, masing-masing orang memiliki motif. Jacqueline jelas tertuduh paling utama. Namun, saat kematian Linnet, dia memiliki alibi yang kuat. Lalu, siapa yang dapat dicurugai sebagai dalang pembunuhan itu?
Siapa di antara mereka yang paling berpotensi membunuh Linnet? Atau ada orang-orang di luar tamu undangan yang memiliki niat tersendiri?
Sayangnya, belum sempat Hercule menemukan siapa si pembunuh, korban lain mulai berjatuhan satu demi satu yang menyebabkan kasus ini menjadi kian rumit dan dia harus berlomba dengan waktu untuk memecahkannya.
MISTERI PEMBUNUHAN DI KAPAL
Sebagaimana kasus pembunuhan yang diselidiki oleh Hercule Poirot di film terdahulu Murder on the Orient Express (2017), pembunuhan di film Death of the Nile ini pun dilakukan tempat tertutup yang menyulitkan pelaku dari luar untuk masuk ke dalam.
Hal ini menjadikan misterinya tersaji lebih menarik terlebih penonton akan digiring opininya bahwa masing-masing orang memiliki motif yang pas untuk melakukan aksi pembunuhan itu.
Respon penonton terhadap film ini relatif bervariasi. Namun, umumnya menyayangkan kualitasnya yang dianggap menurun. Baik dari segi cerita, akting, bahkan CGI. Dalam hal ini, saya harus setuju. Murder on the Orient Express memang jauh lebih baik.
Walau begitu, Death on the Nile juga nggak bisa dibilang jelek. Saya suka dan cukup menikmati filmnya secara keseluruhan walau ada bebera adegan yang sebaiknya dihilangkan atau dipadatkan (seperti adegan perang di awal film yang memperlihatkan  Hercule Poirot saat masih muda).
Terus terang, saya berharap kisah Hercule Poirot, tokoh rekaan novelis Agatha Christie ini terus dikembangkan sebab masih banyak novel lain yang menarik dan pantas untuk diangkat ke layar lebar.
Skor 8,2/10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H