Margrave, sebuah kota kecil tak jauh dari Atlanta, Georgia seyogyanya merupakan tipikal kota yang nyaman dan aman. Pemukiman tertata rapi, kehidupan berjalan laid back dan dikarenakan penduduknya tak banyak, umumnya mereka saling mengenal satu sama lain.
Ketenangan Margrave mulai terusik saat sesosok mayat lelaki ditemukan di pinggir jalan. Tak butuh waktu lama, polisi segera menangkap Jack Reacher (Alan Ritchson) sebab ada yang melihat pria dengan ciri-ciri mendekati sosoknya yang tinggi besar tertangkap tengah berjalan di sekitaran lokasi ditemukannya mayat.
"Apa tujuanmu datang ke kota ini?" tanya Oscar Finlay (Malcolm Goodwin), kepala seksi kriminal kepolisian setempat saat berhasil menangkap Reacher.
"Aku penggemar musik blues, dan sengaja datang ke kota ini untuk menemui salah satu musisi idolaku," jawab Reacher tenang.
Jawaban itu jelas tidak memuaskan Finlay. Reacher kemudian ditahan. Sialnya, kemudian ditemukan lagi sesosok mayat laki-laki. Dikarenakan kemiripan cara membunuh di kedua mayat, kuat dugaan pelakunya sama. Namun, jika di waktu kematian korban Reacher posisinya tengah mendekam di jeruji besi, lantas siapa pelaku sebenarnya?
Sebuah fakta mengejutkan terkuak. Korban kedua adalah Joe, saudara laki-laki Reacher yang sudah lama tidak ia temui. Jelas Reacher terpukul. Â Namun, mantan anggota angkatan darat ini tidak menunjukkan kesedihan yang berlebihan. Dia fokus untuk menemukan siapa pembunuh kakaknya.
Satu petunjuk ditemukan di sekitar jasad Joe, yakni secarik kertas bertuliskan nomor telepon milik seorang bankir bernama Paul Hubble (Marc Benhavid). Saat didatangi polisi, dengan mudah Paul mengaku bahwa dialah dalang di balik pembunuhan-pembunuhan yang terjadi.
Herannya, ketika Paul dan Reacher kemudian dipindahkan ke penjara yang lebih besar, keduanya menjadi target pembunuhan oleh narapidana lainnya. Walau sejak awal Reacher ingin menangkap pembunuh Joe, namun nalurinya berkata Paul bukanlah si pembunuh yang sebenarnya. Dia lalu berusaha melindungi Paul dari serbuan narapidana yang bertindak buas ingin menghabisi nyawa mereka.
Alibi keduanya kemudian terbukti bahwa tidak berada di lokasi pembunuhan. Reacher dan Paul dibebaskan. Sayangnya, tak lama Paul menghilang. Situasi semakin kacau saat kepala polisi ditemukan terbunuh dengan posisi dipaku dan buah zakarnya dipotong.
Semakin lama, semakin banyak pembunuhan yang terjadi. Jelas warga Margrave kian resah. Finlay secara khusus mengutus polisi Roscoe Conklin (Willa Fitzgerald) untuk mengawasi Reacher. Walaupun hubungan ketiga orang ini selalu memanas, namun belakangan ketiganya saling membantu menemukan titik terang atas serangkaian pembunuhan berantai yang terjadi belakangan.
Jelas ini semakin menyulitkan penyelidikan. Terlebih, pasca terbunuhnya kepala polisi, Grove Teale (Bruce McGill) atas instituasi/peratutan yang berlaku otomatis memegang rangkap jabatan tak hanya sebagai walikota Margrave namun juga sebagai kepala kepolisian yang baru.
Alih-alih menuntaskan rangkaian pembunuhan yang terjadi, Teale memerintahkan anak buahnya hanya fokus untuk menyelidiki kasus pembunuhan kepala polisi saja. Jadilah, Finlay, Roscoe dan Reacher harus bergerak secara diam-diam sembari mempertaruhkan nyawa mereka.
DIANGKAT DARI NOVEL LARIS
Karakter Jack Reacher pertama kali muncul dalam novel Killing Floor (1997) yang ditulis oleh Lee Child. Sebelum tampil dalam drama seri berjumlah 8 episode ini, karakter Jack Reacher pernah muncul lewat film Jack Reacher (2012) dan film Jack Reacher: Never Go Back (2016) di mana tokoh sentral itu diperankan oleh Tom Cruise.
Terus terang, saya belum nonton kedua film itu. Saya juga sebelumnya blank akan sosok jagoan yang satu ini. Untungnya, saat menonton drama seri Reacher ini, saya dapat menikmati secara penuh baik itu dari segi jalinan cerita, akting, hingga elemen-elemen lain yang menjadikan Reacher sebagai satu sajian utuh yang menarik dan bikin betah ditonton.
Saya juga belum membaca novelnya sehingga entah apakah gambaran tokoh Jack Reacher lebih pas diperankan oleh Tom Cruise di film atau Alan Ritchson di serial ini. Yang jelas, dengan tubuh besar dan berotot, kesan jagoan begitu pas diperankan oleh Alan. Karakternya yang cenderung pendiam dan lebih senang "berkomunikasi" dengan baku hantam juga cocok.
Walau sayangnya tetap ada adegan-adegan klise di mana ada sosok penjahat yang bikin Reacher kewalahan saat bertarung padahal di adegan lain, dengan mudah Reacher mengatasi serangan-serangan yang dilakukan penjahat secara berkelompok.
Serial yang tayang di Prime Video ini asyik disaksikan walaupun masing-masing episodenya digarap oleh sutradara berbeda. Oh ya, walau kisah ini diceritakan terjadi di Georgia, USA, namun proses pengambilan gambar sebagian besar dilakukan di Ontario, Kanada. Kota Margrave pun fiktif dan set bangunannya dibuat khusus untuk kepentingan syuting serial ini. Semoga kelak akan ada tayangan musim keduanya.
Skor 8,5/10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H