Ribet!
Ironisnya, dengan segala macam persiapan yang mereka lakukan, Pia tetap tidak berhasil belajar di sekolah tersebut. Mita marah besar dan berkata, "aku tidak mau tahu, kau harus cari cara agar Pia bisa diterima di sekolah itu."
MENDADAK MEMISKINKAN DIRI
Saat sudah kehabisan akal, sebuah kabar mengejutkan bahwa anak dari salah satu pegawai tokonya ternyata berhasil diterima di sekolah itu. Bergegas dia mendatangi pihak konsultan dan protes.
"Bagaimana bisa dia yang orang biasa bisa diterima di sana?"
Raj tak habis pikir sebab biaya bersekolah di Delhi Grammar School sangat mahal. Terang pegawainya tidak akan mampu untuk membiayai anaknya bersekolah di sana.
"Kau tidak perlu marah, aku yakin anak dari pegawaimu adalah penerima program RTE."
RTE atau Right to Education Art adalah program dari parlemen India yang mengharuskan semua sekolah elit menyisakan 25% jatah kursi untuk anak-anak yang tidak mampu. "Jadi, ya, kalau kau memaksa anakmu sekolah di sana, kau tahu kan harus melakukan apa?"
Raj gelap mata. Dia menyuap orang untuk mengeluarkan dokumen yang menyatakan ia orang miskin. Si calo ini bahkan dengan meyakinkan bahwa Pia akan terpilih dalam proses undian. Ya, sebagaimana kuota umum, masyarakat tidak mampu yang ingin anaknya bersekolah di sekolah yang bagus juga banyak.
Jika lolos berkas administrasi, maka akan dilakukan pengundian yang dilakukan secara terbuka. Nah, ketika berkas sudah disetorkan merebak isu di media bahwa ada banyak orang yang berlaku curang dengan memalsukan berkas.
"Untuk itu, kami akan menugaskan tim khusus untuk melakukan pengecekan langsung ke rumah mereka satu persatu!"