Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pentingnya Asuransi Sebagai Cadangan Perlindungan Kesehatan. Sekarang Dapat Diproses Online, Loh!

19 Januari 2022   16:09 Diperbarui: 19 Januari 2022   16:11 2467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa bulan lalu, sesaat setelah menuntaskan urusan di kamar mandi, ibu saya menjerit sambil menahan tubuhnya agar tidak terjatuh. Kebetulan saat itu saya duduk di ruang TV dan dengan cepat menopang tubuhnya dan membawa ibu ke kamar. Dia merasakan sakit yang luar biasa di area pinggang.

Saya tidak paham, apa karena itu otot yang kecelekit atau sebab lainnya, yang jelas, setelah dibawa ke dokter, pinggang yang sakit perlahan membaik. Sayangnya, hal itu tidak berlangsung lama.

Kurang dari seminggu setelahnya, saat mencuci piring di dapur bagian luar (dengan posisi duduk menggunakan kursi kecil), ibu kembali menjerit dan berteriak kesakitan. 

Saya dan adik yang mendengar dari kamar langsung berloncatan menuju sumber suara. Saat ditemukan, ibu sudah terkapar di lantai dapur bagian dalam sambil menangis kencang.

Saat dipapah, beliau menjerit menjadi-jadi. Terus terang mendapati keadaan itu saya bingung. Dengan susah payah (mengganti pakaian, memapah ke mobil, dsb), ibu berhasil dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat sebuah RS.

IGD Rumah Sakit tempat kami membawa ibu saat itu. Sumber gambar sumsel.tribunnews.com
IGD Rumah Sakit tempat kami membawa ibu saat itu. Sumber gambar sumsel.tribunnews.com

Kejadian itu bertepatan dengan kasus corona yang mulai meluas. Akses ke IGD yang memang sejak awal terbatas, semakin susah untuk ditembus. Padahal, saat itu ibu meminta kami --keempat anaknya, untuk datang. Aduh, keadaan kok terasa serius sekali ya? Sebab, ibu merasa, mungkin itu saat-saat terakhirnya bisa menemani kami semua. Hiks.

Di IGD, kami diberikan kesempatan untuk menjenguk secara bergantian. Tindakan segera dilakukan. Tak cukup hanya dengan melakukan rontgen, saat itu juga ibu diberi tindakan MRI (Magnetic Resonance Imaging). Semua dilakukan untuk mencari tahu penyebab sakit yang diderita oleh ibu.

TULANG YANG MENEKAN SYARAF

Saat diopname, ibu kemudian ditangani oleh dokter ortopaedi dan dokter syaraf. Lagi-lagi, karena covid, pengobatan terasa nggak maksimal. Dokter tidak berani mendekat dan hanya melihat dari jauh. Diagnosa sementara ada tulang yang menekan syaraf sehingga ibu harus dioperasi.

Namun, ketakutan-ketakutan muncul. Ibu kemakan omongan para kerabat yang bilang, "bahaya banget jika dioperasi, bisa-bisa lumpuh!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun